Rabu 11 Dec 2019 07:55 WIB

Garuda Muda Pulang dengan Kepala Tegak

Cederanya Evan Dimas akibat dilanggar pemain Vietnam cukup memengaruhi permainan tim.

Pemain Timnas Indonesia Egy Maulana VIkri usai dikalahkan Timnas Vietnam pada pertandingan final sepak bola Sea Games 2019 di Rizal Memorial Stadium, Manila, Filipina, Selasa (10/12).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pemain Timnas Indonesia Egy Maulana VIkri usai dikalahkan Timnas Vietnam pada pertandingan final sepak bola Sea Games 2019 di Rizal Memorial Stadium, Manila, Filipina, Selasa (10/12).

REPUBLIKA.CO.ID,

Frederikus Bata, dari Manila, Filipina

Baca Juga

MANILA -- Kontingen Indonesia finis di peringkat empat SEA Games 2019. Pada hari terakhir perebutan medali, Selasa (10/12), Indonesia tak bisa merebut kembali posisi dua besar setelah sehari sebelumnya digeser Vietnam dan Thailand ke urutan empat.

Hingga pukul 21.00 waktu setempat, kontingen Indonesia mengoleksi 72 emas. Tuan rumah Filipina bertahan di urutan pertama dengan raihan 149 emas. Adapun Vietnam berhak menempati peringkat dua dengan koleksi 96 medali emas. Thailand yang berada di tangga ketiga mengumpulkan 91 emas.

Kemarin, pasukan Merah Putih menambah perolehan dua medali emas lewat tim voli putra dan dari cabang olahraga jiu-jitsu. Sementara, timnas sepak bola U-22 yang diharapkan menjadi juara, harus puas dengan medali perak karena menuai kekalahan 0-3 dari Vietnam dalam partai final di Stadion Rizal Memorial, Manila, Filipina, Selasa malam.

Meski tak meraih medali emas, timnas U-22 pulang dengan kepala tegak. Pelatih timnas U-22 Indra Sjafri mengatakan, anak-anak asuhnya telah memberikan yang terbaik bagi Indonesia walau gagal menjadi juara. "Kita sudah enam tahun tak masuk final. Jadi, prestasi ini jauh lebih baik dari enam tahun sebelumnya," kata Indra selepas pertandingan.

Dalam enam tahun terakhir atau dalam dua edisi SEA Games, yaitu SEA Games 2015 dan 2017, langkah timnas terhenti di semifinal. Prestasi terakhir Indonesia adalah meraih perunggu pada SEA Games 2017 setelah mengalahkan Myanmar 3-1 pada perebutan tempat ketiga.

Indra mengatakan, timnas juga telah berupaya tampil lebih baik untuk menghapus dahaga juara setelah terakhir kali diraih pada SEA Games 1991. Atas alasan itulah, timnas mencoba bermain lebih terbuka sejak awal pertandingan. "Permainan kita lebih baik dari pertandingan sebelumnya. Saya ucapkan selamat untuk Vietnam," ujar Indra.

Kendati demikian, Indra mengakui cederanya Evan Dimas akibat dilanggar pemain Vietnam pada menit ke-20 cukup memengaruhi permainan tim. Indra mengungkapkan, Evan harus menggunakan kursi roda akibat cederanya itu. "Cederanya Evan Dimas dengan waktu masih 23 menit tersisa, sangat berpengaruh terhadap progres tim di babak pertama. Pemain Vietnam kelihatan menginjak kaki Evan cukup parah," kata Indra.

Skuat Garuda Muda tampil apik dalam perjalanannya ke babak final. Pada fase grup, timnas melaju ke semifinal dengan keluar sebagai runner-up. Timnas hanya terpaut satu poin dari Vietnam yang keluar sebagai juara grup. Indonesia mengumpulkan 12 poin hasil empat kemenangan dan satu kali kalah.

Salah satu kemenangan Indonesia pada fase grup bahkan diraih atas Thailand yang merupakan juara bertahan. Sementara, dalam babak empat besar, Indonesia sukses menyingkirkan Myanmar dengan skor 4-2.

Pada partai final kontra Vietnam, timnas U-22 harus mengakui keunggulan lawan sejak babak pertama. Tandukan Doan Van Hau saat menerima umpan tendangan bola mati membuat Indonesia tertinggal 0-1.

Peluang pertama didapatkan Indonesia melalui situasi tendangan bola mati tak jauh dari kotak 16 pada menit ke-5. Zulfiandi yang mengeksekusi langsung melesatkan bola ke gawang. Namun, bola yang mengarah ke kiri atas berhasil diblokir oleh Nguyen Van Toan. Gagal dalam percobaan tersebut, Garuda Muda terus berusaha membongkar pertahanan Vietnam.

Serangan berbahaya juga diberikan Vietnam ke lini pertahanan Indonesia pada menit ke-10 melalui umpan satu-dua. Beruntung bagi Indonesia, Andy Setyo Nugroho berhasil memblokir bola yang sudah memasuki kotak 16 Indonesia. Pada menit ke-15, Vietnam kembali mengancam gawang Indonesia saat Ha Duc Cin mampu menyontek bola ke arah gawang. Namun, bola masih belum menemui sasaran.

photo
Pengunjung melihat baju SEA Games 2019 di Stadion Rizal Memorial, Manila, Filipina, Selasa (10/12/2019).

Indonesia mengalami kesulitan saat Evan Dimas dilanggar oleh Doan Van Hau hingga Evan terpaksa tak bisa melanjutkan pertandingan. Namun, wasit Muhammad Majed Alshamrani tak memberikan kartu atas pelanggaran yang terjadi saat Evan bergerak tanpa bola itu. Lebih dari lima menit Indonesia bermain dengan 10 pemain di lapangan. Namun, Indonesia tetap mampu tampil impresif.

Pelatih Indra Sjafri kemudian menurunkan Syahrian Abimanyu untuk menggantikan Evan Dimas. Kedua tim sama-sama terus berusaha membongkar pertahanan lawan. Pergerakan bola lebih banyak terjadi di tengah lapangan permainan. Belum ada ancaman berarti yang terjadi hingga menit ke-38.

Ancaman kembali diberikan Vietnam saat mendapat tendangan bebas di luar kotak 16 pada menit ke-39. Vietnam akhirnya berhasil mencetak gol saat Doan Van Hau mampu menyambut umpan tendangan bola mati dengan tandukan langsung ke gawang Indonesia.

Seusai turun minum, Vietnam yang telah unggul tampil lebih percaya diri dengan langsung memberikan tekanan ke lini pertahanan Indonesia. Sementara itu, skuat Garuda Muda tampak kesulitan untuk keluar dari skema permainan Vietnam.

Vietnam mampu melakukan rotasi dengan cepat saat kehilangan bola. Skema bertahan yang dipraktikkan membuat Garuda Muda kesulitan menembus lini pertahanan Vietnam. Di samping itu, Vietnam juga bisa melancarkan serangan balik dengan cepat. Vietnam akhirnya berhasil mencetak gol kedua pada menit ke-59 saat Do Hung Dung mendapatkan ruang tembak di depan kotak 16.

Pada menit ke-60, Indonesia akhirnya bisa memberikan ancaman berarti ke gawang Vietnam saat Indonesia mendapat hadiah tendangan bebas tak jauh dari kotak 16. Namun, tandukan Egy saat menyambut umpan masih meleset tipis di atas mistar gawang.

Indra Sjafri mencoba meningkatkan intensitas serangan dengan menggantikan Sani Rizky oleh Muhammad Rafli. Namun, gol justru kembali didapatkan Vietnam pada menit ke-73. Doan Van Hau berhasil menyambut bola rebound dari Nadeo saat menepis tendangan bola mati dari luar kotak 16.

Indonesia pun semakin tertinggal. Meski sudah unggul, pelatih Vietnam Park Hang Seo tampak emosional dengan keputusan yang diambil oleh wasit. Atas protes kerasnya, Park mendapat hukuman kartu merah dan diminta meninggalkan lapangan.

Pada menit ke-80, Indonesia mampu menekan lini pertahanan Vietnam melalui umpan satu-dua antara Muhammad Rafli dan Egy Maulana Vikri. Namun, sentuhan akhir Rafli masih dapat dihentikan oleh kiper. Bola rebound yang selanjutnya disambut oleh Egy pun kembali dihentikan oleh pemain belakang Vietnam.

Indonesia terus menekan untuk memperkecil ketertinggalan. Hingga peluit panjang tanda pertandingan berakhir ditiup oleh wasit, Garuda Muda gagal mencuri satu pun gol dari Vietnam. n afrizal rosikhul Ilmi ed: satria kartika yudha

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement