REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Jalan tol layang Jakarta-Cikampek II yang baru beroperasi dinilai belum sepenuhnya mulus. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyadari ini berjanji akan meminta jajarannya untuk mengecek ulang dan memperbaikinya.
Jokowi meresmikan operasional tol layang (elevated) Jakarta-Cikampek (Japek) II sepanjang 36,4 km, Kamis (12/12). Seraya bercanda, ia mengatakan jika jalan terlampau mulus justru akan membuat pengendaranya mengantuk.
“Ini kalau mulus malah ngantuk. Ya, ini kan dicek lagi, diperbaiki lagi,” kata Presiden.
Ia pun mengatakan bahwa pembangunan jalan tol tersebut tergolong sangat rumit karena begitu banyak kendala. Salah satunya kesempatan memasang glider yang hanya punya waktu 3-4 jam per hari karena lalu lintas padat. Pemasangan juga hanya bisa dilakukan malam hari.
Di samping itu, pembangunan jalan tol layang tersebut juga berhimpitan dengan proyek besar lain yakni pembangunan jalur LRT di sisinya. Tidak hanya itu, di sisi yang lain juga digenjot proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung.
“Bayangkan rumitnya sekali lagi, kalau kita terlambat membangun infrastruktur. Jangan sampai keputusan politik memperlambat dalam memutuskan hal-hal yang penting terutama dalam daya saing,” katanya.
Ruas tol yang diyakini akan mengurai kemacetan hingga 30 persen di Tol Japek I (ruas lama), akan digratiskan hingga 31 Desember 2019 atau menyambut Tahun Baru 2020.
Jalan tol layang Japek II berada tepat di sebagian ruas tol Jakarta-Cikampek eksisting, membentang dari ruas Cikunir hingga Karawang Barat (Sta 9+500 sampai dengan Sta 47+500). Kendaraan tujuan jarak pendek akan menggunakan Tol Japek I, sementara kendaraan tujuan jarak jauh terutama golongan I dan II menggunakan tol layang Japek. Pengusahaannya dilakukan oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC) yang merupakan anak usaha dari PT Jasa Marga.
Proyek pembangunan Jalan Tol Layang Japek dikerjakan oleh kontraktor PT Waskita Karya (Persero) Tbk bersama PT Acset Indonusa Tbk (Kerja sama Operasi dengan biaya konstruksi sebesar Rp 11,69 triliun.