REPUBLIKA.CO.ID, PADANG ARO- Sebanyak 550 kepala keluaga mengungsi di lima lokasi yakni di Masjid Raya Pasar Muaro Labuah, Kantor Badan Musyawarah Nagari, SMP 2 Muaro Labuah, dan Mes Kejari Solok Selatan pascabencana banjir, Jumat (13/12) kemarin. Kepala Jorong Pasar Muaro Labuah Timur, Deki Firna Irwandi mengatakan sebenarnya debit air mulai surut sejak pukul 14.30 WIB kemarin. Tapi warga belum bisa kembali ke rumah masing-masing karena rumah mereka masih bergelimang lumpur yang terbawa air.
"Genangan lumpur masih ada di kediaman warga. Sehingga korban yang terdampak memilih untuk mengungsi," kata Deki, Sabtu (14/12).
Para korban harus tidur dengan alas tikar dan kasur santai. Mereka tak dapat menyelamatkan lebih banyak harta benda karena sudah lebih dulu terendam air. Deki menyebut pemerintah telah menyerahkan bantuan berupa bahan sembako. Untuk memasak, pengungsi mengunakan alat kompor yang disediakan untuk bersama-sama.
Walau kebutuhan makanan sudah tersedia, warga masih kekurangan kebutuhan seperti pakaian terutama untuk bayi. Deki berharap bantuan pakaian bisa didapatkan warga agar tidak terserang penyakit.
"Pakaian anak-anak habis terendam semuanya," ucap Deki.
Bencana banjir yang melandang tiga kecamatan di Kabupaten Solok Selatan pada Jumat (13/12) pagi WIB kemarin berdampak terhadap 815 kepala keluarga (KK) dengan jumlah total 2.551 jiwa. Kemudian setelah pendataan secara akutar dari Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Solok Selatan yang dibantu TNI, Polri beserta masyarakat mencatat 750 rumah terendam banjir.
"Rumah yang terendam sebanyak 750 unit. Mayoritas di Kampung Tarandam Nagari Pasar Muara Labuh," kata Humas Pemkabu Solok Selatan Firdaus Firman, Sabtu (14/12).
Tiga kecamatan yang dilanda banjir di Kabupaten Solok Selatan ialah Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh, Kecamatan Sungai Pagu, dan Kecamatan Sungai Batang Hari