Rabu 18 Dec 2019 14:01 WIB

Harga Cabai dan Bawang Merah Melonjak Tinggi di Karawang

Kenaikan harga cabai dan bawang merah terpantau yang cukup tinggi dibanding yang lain

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Esthi Maharani
Pedagang bawang merah
Foto: Andreas Fitri Atmoko/Antara Foto
Pedagang bawang merah

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG — Satgas Pangan Kabupaten Karawang menggelar sidak ke pasar tradisonal, Rabu (18/12). Sidak ini dilakukan untuk memantau harga kebutuhan pokok masyarakat (kepokmas) jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru). Kepala Dinas Pangan Karawang, Kadarisman mengatakan dari hasil pemantauan terdapat kenaikan sejumlah kepokmas di pasar tradisional. Di antaranya ada yang naik masih dalam kewajaran dan adapula kenaikan harga yang cukup tinggi.

“Bawang merah dan cabai rawit yang tinggi naiknya,” kata Kadarisma di sela-sela sidak di Pasar Johar Karawang, Rabu (18/12).

Ia menyebutkan untuk bawang merah, harga normal di pasaran biasanya adalah Rp 25 ribu- Rp 30 ribu perkilogram. Jelang Nataru, harga bawang merah mengalami kenaikan rata-rata menjadi Rp 30 ribu perkilogramnya. Begitupun dengan harga cabai rawit merah, kata dia, di pasar tradisional pedagang biasa menjual Rp 25 ribu perkilogram kini melonjak menjadi Rp 35 ribu. Kenaikan dua komoditas ini terpantau yang cukup tinggi hingga saat ini.

“Telur naik sedikit dari Rp 22.000 ke Rp 24.000 sampai Rp 26.000. Kalau ayam tidak ada kenaikan,” ujarnya.

Ia menambahkan untuk komoditas beras juga terpantau aman dan stabil. Ia menjamin untuk beras, Karawang tidak ada ancaman kekurangan akibat melonjaknya permintaan pada siklus Nataru. Menurutnya kenaikan harga ini menjadi tren tahunan yang terjadi jelang perayaan Nataru. Hal ini juga disebabkan karena berkurangnya pasokan akibat musim kemarau panjang belakangan ini.

Ia pun meminta masyarakat untuk tidak khawatir dengan kenaikan harga yang dinilainya masih wajar ini. Apalagi sampai membeli dalam jumlah banyak yang bisa berakibat harga semakin melambung karena permintaan yang terlalu tinggi.

“Ke depannya kita lihat kalau melonjak tidak wajar kita lakukan tindakan,” ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement