Kamis 19 Dec 2019 10:48 WIB

Polda Jatim Minta tak Ada Sweeping Saat Nataru

Kapolda Jatim mengingatkan agar tidak ada sweeping dari ormas tertentu saat Nataru.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Bayu Hermawan
Kapolda Jatim Irjen Luki Hermawan
Foto: dokumentasi Polda Jatim
Kapolda Jatim Irjen Luki Hermawan

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur (Jatim) Irjen Luki Hermawan mengingatkan agar tidak ada sweeping dari ormas tertentu terhadap masyarakat yang merayakan natal 2019 dan tahun baru 2020. Luki meminta masyarakat untuk mempercayakan kepada jajaran TNI dan Polri untuk mengamankan dua perayaan besar tersebut.

"Kita sudah melakukan pendekatan-pendekatan pada tokoh-tokoh atau kelompok-kelompok aktivis, maupun ormas-ormas untuk dipercayakan kepada kami dan tidak melakukan kegiatan sweeping. Ini tugasnya TNI dan Polri dan memang sudah diberikan tanggung jawab. Apabila ada hal yang lain koordinasikan dengan TNI dan Polri," kata Luki usai apel Operasi Lilin Semeru di Mapolda Jatim, Surabaya, Kamis (19/12).

Baca Juga

Luki pun menginstruksikan jajarannya untuk bekerja keras dan menjamin keamanan Nataru di Jatim. Luki mengaku, telah melakukan beberapa persiapan pengamanan saat Nataru. Di antara upaya yang dilakukan adalah berkoordinasi TNI dan Polri di tingkat pusat.

Kapolda Jatim pun menegaskan, dalam perayaan natal dan tahun baru ini akan all out melaksanakan pengamanan di titik-titik yang sudah ditentukan, bekerja sama dengan TNI dan stakeholder lainnya. Luki juga mengaku telah meminta ke seluruh Polres jajaran untuk melakukan pengamanan yang sama.

Dia menyebut akan berpatroli untuk mengecek kesiapan, termasuk pengamanan di gereja-gereja di Jatim. Luki menyebut, pengamanan Nataru ini akan dilakukan 15 ribu personel, yang merupakan gabungan dari Polri, TNI, hingga organisasi masyarakat, dan masyarakat itu sendiri.

"Kami memerintahkan seluruh Kapolres jajaran untuk meninjau kesiapan gereja-gereja. Seperti yang kemarin dilakukan oleh Panglima dan Kapolri, ada beberapa gereja dan ini akan kami lanjutkan nanti sebelum pelaksanaan natal. Kami di sini dengan Pak Pangdam, dengan Gubernur, dengan tokoh-tokoh agama," kata dia.

Luki juga mengaku, pihaknya telah melakukan upaya-upaya antisipasi, terhadap bencana-bencana yang mungkin saja terjadi saat perayaan natal dan tahun baru. Terutama bencana banjir dan longsor yang sering terjadi di Jatim. Upaya yang dilakukan di antarany dengan membangun posko-posko bencana di titik-tiril rawan.

"Sudah membangun 15 macam posko tanggap bencana atau tempat di mana apabila ada banjir masyarakat bisa transit ataupun sementara tinggal di situ. Tentunya dengan kelengkapan dapur umum, kita udah siapkan semuanya," ujar Luki.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement