REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Dari Sir Bobby Charlton ke Class of 92' hingga generasi Marcus Rashford, Manchester United (MU) memang terkenal sebagai kesebelasan pencetak pemain muda berbakat. Nama terakhir, Rashford, berbicara tentang bagaimana awal ia masuk ke deretan pemain senior Iblis Merah.
Marcus Rashford memang jadi sorotan para penggemar MU saat ini setelah hilangnya hegemoni David Beckham, Paul Scholes, dan Nicky Butt. Meski bertubuh ceking kiprahnya senantiasa menjadi harapan publik Old Trafford.
Rashford baru berusia 16 tahun ketika ia diminta berjalan kaki singkat dari gedung akademi di Carrington ke lapangan pelatihan senior untuk pertama kalinya pada 2015. Kala itu, pelatih David Moyes memberikan fondasi baginya di tim senior MU.
"Saat di bawah kepemimpinan David Moyes, dan saya dipanggil untuk berlatih bersama tim senior pertama kalinya, itu adalah perasaan yang luar biasa," kenang Rashford kepada ESPN, Kamis (19/12).
Pesepak bola yang kini menginjak usia 22 tahun itu mengakui bahwa pada saat pertama melakukannya ia tidak terlibat banyak dalam sesi latihan tim. Tetapi, ia merasa mendapatkan pengalaman berharga dan perasaan optimisme untuk menembus deretan pemain inti the Red Devils.
"Momen itu benar-benar mulai bertambah, dan ketika mulai berlatih dengan mereka secara lebih teratur, saya mengambil lebih banyak hal untuk dipelajari. Itulah bagaimana saya menjadi pemain tim utama," sambung Rashford.
Perjalanan Rashford bersama Manchester United dimulai hampir 10 tahun sebelum juru taktik asal Skotlandia memanggilnya bergabung ke tim utama. Pada usia 6 tahun, ia menarik perhatian dari klub-klub profesional seperti Manchester City, Everton, Newcastle United, Crewe, Accrington, dan Liverpool.
Namun, pemuda kelahiran Whythenshawe memutuskan untuk memilih kesebelasan dengan sejarah akademi yang ciamik, dan MU menjadi keputusannya berlabuh. "Jelas, ibu saya tidak benar-benar tahu banyak tentang sepak bola. Adalah saudara-saudara saya, yang berhasil mengkategorikan akademi (klub) terbaik, dan kemudian keputusan akhir hanya datang ke klub mana Anda suka dan ingin bermain," jelas dia.
Keputusan pemilik nomor punggung 10 ini dirasa paling tepat. Sebab, begitu ia bergabung dengan MU ia merasa telah menemukan rumah keduanya dan bahagia berada di kesebelasan asal kota pelabuhan. "Semua orang menyebut, sekali Anda bermain untuk MU, maka Anda akan selalu merah, dan bagi saya, itu benar."
Sejak usia muda, para staf pelatih akademi di Carrington menganggap Rashford sebagai sosok pelari bertubuh jangkung. Dia benar-benar melakoni debutnya bersama MU ketika di bawah kepemimpinan Louis van Gaal. Saat itu, Anthony Martial cedera dalam sesi pemanasan jelang laga Liga Europa versus FC Midtjyllan.
Kesan pertamanya langsung membuat jatuh cinta penggemar dengan berhasil mencetak dua gol. Bahkan, ketika kembali masuk ke skuat utama untuk menghadapi Arsenal tiga hari berselang, Rashford sukses mencetak dua gol lagi.
"Sangat disayangkan Anthony Martial cedera, tetapi itu adalah kesempatan untuk mempercepat proses bagi saya bermain di tim utama. Karena cara itu terjadi, saya tidak banyak berpikir tentang apa pun. Saya hanya ingin menikmati momen itu. Itu adalah sesuatu yang istimewa dan saya hanya ingin menikmatinya."
Rashford mungkin belum mempersembahkan gelar Liga Primer Inggris dan Liga Champions seperti sang legenda Sir Bobby Charlton dan David Beckham. Namun yang pasti, saat ini ia menjelma menjadi pangeran baru Theater of Dream.
Tercatat, Rashford untuk sementara berhasil memimpin daftar top skorer Manchester United musim 2019/2020. Ia mengemas 13 gol dan menyumbangkan empat assist bagi Iblis Merah.