Jumat 20 Dec 2019 08:01 WIB

BI Jatim Jamin Ketersediaan Uang Saat Akhir Tahun

BI Jatim menyiapkan dana sebesar Rp 9,134 triliun untuk kelancaran libur akhir tahun.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Friska Yolanda
Karyawan Bank Indonesia merapikan uang rupiah berbagai pecahan yang didapatkan dari warga, Senin (23/9/2019).
Foto: Antara/Kornelis Kaha
Karyawan Bank Indonesia merapikan uang rupiah berbagai pecahan yang didapatkan dari warga, Senin (23/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPW BI) Provinsi Jawa Timur menjamin ketersediaan uang selama natal 2019 dan tahun baru 2020. Deputi Kepala Perwakilan BI Jatim Amanlison Sembiring mengungkapkan, pihaknya telah menyiapkan modal sebesar Rp 9,134 triliun untuk kelancaran natal 2019 dan tahun baru 2020. Jumlah uang yang disiapkan meningkat sekitar 90 persen dibanding tahun sebelumnya.

Amanlison menjelaskan, peningkatan jumlah modal tersebut salah satunya disebabkan oleh penambahan titik layanan penukaran di wilayah Jawa Timur. Sejumlah layanan yang disiapkan oleh KPW Jatim, bekerja sama dengan perbankan dan pihak terkait lainnya adalah berupa layanan kas keliling, layanan penukaran uang di 52 outlet perbankan, layanan penukaran di Terminal Purabaya, serta layanan penukaran uang di rest area.

Baca Juga

“Mulai hari ini, masyarakat bisa menukarkan uangnya di 52 outlet perbankan yang memasang banner atau spanduk layanan penukaran di wilayah Surabaya dan sekitarnya. Selain itu, mulai tanggal 21 Desember, BI Jatim bekerja sama dengan Bank Mandiri, BNI, BRI, BTN, BCA, dan BPD Jatim, juga melakukan layanan penukaran uang di rest area,” kata Amanlison di Surabaya, Jumat (20/12).

Amanlison mengingatkan, agar kenyamanan dan keamanan penukaran uang dapat terjaga, masyarakat harap dapat menukarkan uang di tempat-tempat penukaran resmi. Baik yang diselenggarakan oleh BI bersama dengan perbankan maupun pihak lain yang ditunjuk oleh BI untuk menghindari risiko uang palsu dan kemungkinan selisih.

"Serta diharapkan tidak melakukan penukaran uang secara berlebihan,” ujar Amanlison.

Amanlison juga mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati dalam melakukan transaksi dengan meneliti ciri-ciri keaslian uang dengan metode 3D (Dilihat – Diraba – Diterawang). BI juga mendorong masyarakat untuk memperlakukan dan merawat rupiah dengan baik melalui metode 5 Jangan: Jangan Dilipat, Jangan Dicoret, Jangan Distapler, Jangan Diremas, dan Jangan Dibasahi.

Dia juga mengimbau masyarakat untuk dapat menggunakan alat pembayaran nontunai dalam bertransaksi. Ia juga mendorong perbankan untuk memperluas penggunaan instrumen pembayaran nontunai dan ekosistem nontunai.

“Dengan alat pembayaran nontunai, transaksi dapat berjalan lebih mudah, efisien dan aman,” kata Amanlison.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement