REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada 2020 nanti sejumlah tantangan ekonomi masih harus dihadapi Indonesia. Salah satunya adalah ketidakpastian ekonomi global akibat perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China yang membuat ekspor Indonesia turun. Tidak hanya itu Indonesia juga diprediksikan akan sulit mendapatkan investasi asing dengan nilai besar.
Pengamat Ekonomi dan Politik (Ekopol) Fachry Ali menyampaikan kesulitan tersebut diakibatkan ketidakpastian dari perang dagang tersebut. Maka wajar saja, jika Bank Indonesia (BI) sebagai banks sentral pertumbuhan ekonomi yang dicanangkan tidak tercapai.
"Sulit mendapatkan investasi asing yang besar," ujar Fachry Ali dalam diskusi Outlook Ekonomi-Politik Indonesia 2020 di Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Ahad (29/12).
Untuk membangkitkan ekonomi, salah satunya adalah dengan memaksimalkan ekspor. Namun, kata Fachry, peningkatan ekspor itu tergantung dari seberapa besarnya permintaan global.
Artinya, permintaan global itu terwujud jika negara yang ditujuh itu memerlukan komoditas dari Indonesia. Belum lagi ekonomi global sedang tidak menentu akibat perang tersebut.
"Karena Indonesia adalah anak kecil dalam ekonomi global, maka sudah tentu aktivitas ekonomi Indonesia akan terpengaruh," tuturnya.