REPUBLIKA.CO.ID, LIVERPOOL -- Video Assistance Referee (VAR) kembali jadi sasaran kritik lantaran keputusan yang kerap kontroversial. Bahkan, VAR disebut-sebut membuat orang gagal menikmati sebuah proses terjadinya gol.
Pengamat sepak bola Sky Sports Graeme Souness pun mendesak adanya perubahan aturan terkait offside, menyusul kontroversi VAR dalam pertandingan antara Liverpool kontra Wolves, Ahad (28/12).
Souness terlihat geram dengan keputusan VAR yang menganulir keputusan wasit di lapangan, Anthony Taylor, yang menyatakan gol pembuka Liverpool diawali dari proses handball. Sementara, Wolves juga harus menarik nafas karena golnya dianulir VAR hanya karena Neto dinilai offside dengan jarak yang terlihat samar.
"Saya tidak mengerti. Kami berada di bisnis hiburan. Apa yang kami lakukan adalah membuat orang gagal menikmati hiburan sebuah gol," ujar Souness dikutip dari Sky Sports, Senin (30/12).
Menurut Souness, yang seharusnya dilakukan saat ini adalah tidak menyebut seorang penyerang offside padahal si pemain dalam posisi onside. Hal ini membuat para pemain maupun pelatih frustrasi. "Kami tidak bisa terus begini," ujarnya.
Selain pertandingan di Anfield akhir pekan ini, ada beberapa kontroversi VAR lainnya. Gol Crystal Palace dianulir hanya karena bahu Wilfred Zaha dinilai offside. Sama seperti yang terjadi pada gol pemain Brighton, Dan Burn, yang dianulir hanya karena ketiaknya offside.
Sementara, Norwich seharusnya unggul 2-0 saat melawan Tottenham, kalau saja bahu Teemu Pukki tak dianggap offside oleh VAR. Sheffield United juga harus menahan emosi ketika menjebol gawang Manchester City dan dianulir VAR, dengan offside yang lagi-lagi sangat tipis.