Rabu 01 Jan 2020 19:39 WIB

Hong Kong Gelar Unjuk Rasa di Hari Pertama 2020

Pengunjuk rasa di malam tahun baru memblokir lalu lintas dan pembakaran di Mong Kong.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolanda
Seorang pengunjuk rasa berpartisipasi dalam demonstrasi di Hong Kong, Rabu (1/1).
Foto: AP Photo/Vincent Yu
Seorang pengunjuk rasa berpartisipasi dalam demonstrasi di Hong Kong, Rabu (1/1).

REPUBLIKA.CO.ID, HONGKONG -- Pengunjuk rasa Hong Kong berkumpul untuk melakukan demonstrasi pertama pada tahun 2020. Melanjutkan gerakan pro demokrasi yang sudah berlangsung selama berbulan-bulan.

Kerumunan massa ini lanjutan dari unjuk rasa malam tahun baru. Demonstrasi itu berakhir dengan bentrokan antara pengujuk rasa dan polisi di distrik perbelanjaan. Polisi juga menggunakan gas air mata, semprotan merica dan water canon untuk membubarkan sekelompok pengunjuk rasa.

Baca Juga

Pengunjuk rasa di malam tahun baru memblokir lalu lintas dan pembakaran di jalan di distrik Mong Kong. Perayaan tahun baru di Hong Kong diwarnai dengan unjuk rasa yang berlangsung sejak bulan Juni lalu. Gejolak ini mengguncang sektor retail, parawisata dan kehidupan malam kota itu.

"Saya sangat berharap ini akan menjadi unjuk rasa yang damai, kami berharap polisi dapat memfasilitasi kami, bukannya memprovokasi kami dan melepaskan tembakan gas air mata dan water canon ke arah kami," kata penyelenggara unjuk rasa, ketua Civil Human Rights Front, Eric Lai, Rabu (1/1).

Sejak gejolak terjadi bulan Juli sudah ada 6.500 pengunjuk rasa yang ditangkap. Paling kecil berusia 12 tahun. Penangkapan dilakukan setelah ada sejumlah insiden di mal dan kampus-kampus universitas.

Unjuk rasa baru-baru ini menarik peserta dari berbagai penjuru Hong Kong. Terkadang jumlahnya lebih dari 1 juta orang. Mereka berbaris dari pusat kota Victoria Park sampai komplek gedung pmerintahan.

Banyak pengunjuk rasa ikut melakukan aksi karena khawatir dengan cengkraman Cina yang semakin menguat di kota mereka. Melemahkan kebebasan yang dijanjikan Inggris menyerahkan kembali Hong Kong ke Cina pada tahun 1997.

Polisi anti huru-hara di tempat di pinggir pawai unjuk rasa. Belum ada laporan bentrokan antara demonstran dan polisi.

Pergerakan polisi pada Selasa (31/12) difokuskan di distrik industri dan kelas pekerja Kowloon. Tempat para pengunjuk rasa menonton pagelaran Tahun Baru.

Unjuk rasa di mulai pada bulan Juni sebagai protes atas rancangan undang-undang ekstradiksi yang membuat tersangka Hong Kong diadili di Cina. Legislasi itu sudah dihapus tapi pengunjuk rasa meluaskan tuntutan mereka menjadi reformasi demokrasi.  

Kepala Pemerintahan Hong Kong Carrie Lam merilis video pesan tahun baru. Dalam video itu Lam mengatakan kerusuhan selama lebih dari enam bulan di pusat keuangan Asia tersebut telah mengakibatkan kesedihan, kegelisahan, kekecewaan dan amarah.

"Mari memulai 2020, dengan resolusi baru, untuk mengembalikan ketertiban dan harmoni di masyarakat, sehingga kami dapat memulainya kembali, bersama-sama," kata Lam dalam video yang berdurasi tiga menit itu.

Presiden Cina Xi Jinping juga menyinggung pengunjuk rasa Hong Kong dalam pidato tahun barunya. Dalam pesan tersebut ia mengatakan warga Hong Kong mengharapkan stabilitas.

"Kemakmuran dan stabilitas Hong Kong adalah harapan kompatriot Hong Kong dan harapan semua orang di tanah air," katanya.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement