Jumat 03 Jan 2020 04:40 WIB

Polisi Selidiki Grafiti Anti-Islam Dekat Masjid Brixton

Polisi London menyelidiki grafiti anti-Islam tersebur sebagai kejahatan kebencian.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Ani Nursalikah
Polisi Selidiki Grafiti Anti-Islam Dekat Masjid Brixton. Slogan bernada anti-Islam ditemukan di sebuah gedung dekat masjid dan pusat kebudayaan Islam North Brixton Islamic Cultural Centre di Brixton, London Selatan, Rabu (1/1).
Foto: Google Map
Polisi Selidiki Grafiti Anti-Islam Dekat Masjid Brixton. Slogan bernada anti-Islam ditemukan di sebuah gedung dekat masjid dan pusat kebudayaan Islam North Brixton Islamic Cultural Centre di Brixton, London Selatan, Rabu (1/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Slogan bernada anti-Islam ditemukan di sebuah gedung dekat masjid dan pusat kebudayaan Islam North Brixton Islamic Cultural Centre di Brixton, London Selatan, Rabu (1/1) waktu setempat. Kepolisian London kini tengah menelusuri pembuat coretan slogan tersebut sebagai kejahatan kebencian.

Slogan tersebut diketahui usai laporan kepada pihak berwenang setempat. Polisi Metropolitan UK mengatakan mendapat laporan sekitar pukul 11.00 waktu setempat, Rabu (1/1).

Baca Juga

"Pertanyaan sedang berlangsung saat ini sebagai bagian dari penyelidikan penuh," katanya seperti dikutip The Guardian, Kamis (3/1).

"Kami bekerja bersama dewan Lambeth untuk memastikan pernyataan ofensif itu dihapus sesegera mungkin," kata polisi.

Aparat keamanan setempat menegaskan tidak akan mentoleransi perbuatan tersebut. Polisi menjamin anggota komunitas yang tinggal di kota tersebut memiliki hak menjalani kehidupan sehari-hari mereka tanpa takut akan kekerasan verbal, fisik, atau tertulis.

"Kami berkomitmen menangani pelanggaran seperti ini," ujar kepolisian.

Coretan bernada kebencian tersebut memunculkan reaksi yang beragam.

Wali Kota London Sadiq Khan mengunggah postingan di akun Twitter-nya. "Jijik mendengar slogan islamofobia disemprotkan di dekat Pusat Islam Brixton Utara. @metpoliceuk bekerja dengan Dewan Lambeth untuk menghapusnya, tetapi biarkan saya jelas: semua prasangka adalah pengecut dan penjahat akan menghadapi kekuatan penuh dari hukum," tulisnya dalam cicitannya.

Anggota dewan setempat Mohammed Seedat, mengatakan saat ini banyak warga yang khawatir jika mereka hidup di lingkungan yang bermusuhan. Menurutnya, coretan rasialis yang mengintimidasi di sinagoge dan masjid tidak akan memecah London, tetapi akan memunculkan ketakutan bagi penduduk setempat.

“Dewan dan polisi akan terus meyakinkan masyarakat. Tetapi kita juga membutuhkan politikus, terutama pemerintah, untuk bertindak secara bertanggung jawab dalam retorika dan tindakan untuk memadamkan bangkitnya ekstremisme dan perpecahan di masyarakat kita - apakah itu islamis atau sayap kanan," ujarnya.

Insiden itu terjadi tiga hari setelah coretan antisemitisme disemprotkan di sebuah sinagoge dan toko-toko di London utara selama festival Yahudi Hanukah. Simbol-simbol Yahudi seperti Bintang dan angka-angka 911 dicat dengan warna merah dan ungu di tempat-tempat di daerah Taman Hampstead dan Belsize Park, termasuk sinagoge South Hampstead.

Angka-angka itu kemudian dikaitkan dengan peristiwa teror 11 September 2001 yang dinilai orang yahudi harus bertanggungjawab terhadap peristiwa tersebut. Namun ada juga yang mengaitkan angka tersebut berkaitan dengan peristiwa kekerasan terhadap orang Yahudi yang terjadi pada 9 November 1938.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement