Jumat 03 Jan 2020 13:40 WIB

Banjir-Banjir Besar Jakarta

Penyebab banjir, yakni hujan ekstrem, tinggi permukaan air laut, dan kondisi DKI.

Foto: Republika/Mardiah
Banjir di Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, 

2020: 63 titik banjir; 8 orang meninggal dunia (21 jika termasuk daerah Bodetabek); PLN memadamkan listrik di beberapa lokasi, beberapa akses jalan terpitus, perjalanan KRL dan bus Transjakarta terhambat.

2016: banjir mencapai 30 hingga 150 centimeter di Cawang, Jakarta.

2015: banjir mencapai kedalaman 60 hingga 100 sentimeter, terutama di Jakarta Utara; 5 orang meninggal dunia; delapan koridor Transjakarta berhenti beroperasi sementara, pemadaman sedikitnya 469 gardu listrik, dan kerugian mencapai Rp1,5 triliun.

2013: banjir mencapai mencapai 100 hingga 120 sentimeter, terutama di Jakarta Barat, 19 orang meninggal dunia, penyebabnya mulai dari curah hujan, masalah drainase, dan kerusakan tanggul

2007: banjir mencapai kedalaman 5 meter; 54 orang (termasuk di Bekasi, Depok, dan Tangerang) meninggal dunia; seluruh akses komunikasi, transportasi, dan ekonomi lumpuh dengan kerugian mencapai Rp 4,3 triliun.

2002: banjir yang dianggap sebagai periode pertama siklus 5 tahunan banjir DKI; banjir mencapai kedalaman 5 meter akibat hujan selama hampir satu minggu pada 27 Januari hingga 1 Februari; korban jiwa mencapai 25 orang.

1996: banjir mencapai kedalaman 7 meter; korban jiwa 20 orang meninggal dunia; lama banjir hingga satu pekan di beberapa lokasi, khususnya di Jakarta Utara; PLN melakuan pemadaman di sejumlah lokasi.

Hujan Ekstrem Penyebab Banjir Jakarta

Data curah hujan ekstrem yang membuat banjir besar di Jakarta dan sekitarnya:

1996: 216 mm/hari

2002: 168 mm/hari

2007: 340mm/hari

2008: 250mm/hari

2013: 100mm/hari

2015: 277mm/hari

2016: 100 - 150 mm/hari

2020: TNI AU Halim 377 mm/hari, Taman Mini 335 mm/hari, Jatiasih 259 mm/hari

Penyebab banjir 2020:

  • Curah hujan yang tinggi (bahkan ekstrem) dari hulu hingga hilir
  • Tinggi permukaan air laut 184 centimeter atau di atas normal 100 centimeter sehingga air yang ada di darat tak bisa mengalir ke laut

Masalah lain Jabodetabek:

  1. Kondisi kantong penyimpanan air seperti waduk dan danau yang tidak memadai
  2. Minimnya ruang terbuka hijau
  3. Pengelolaan sampah yang buruk, penurunan muka tanah di Jakarta

Masalah dunia:

  • Krisis iklim

Sumber: Republika.co.id, BPBD DKI, BNPB

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement