REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berbicara dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson. Gedung Putih mengatakan keduanya membahas situasi di Irak dan Iran.
Rilis Senin (6/1) hanya memberikan sedikit rincian tentang panggilan telepon tersebut. Gedung Putih mencatat kedua pemimpin menegaskan kembali persekutuan antar kedua negara.
Sambungan telepon dilakukan saat Washington menghadapi krisis di Irak dan Iran. Pentagon harus menghadapi cepatnya eskalasi ketegangan dengan Iran setelah drone AS membunuh Jenderal Qassem Soleimani.
Trump merespons sikap Iran yang menyatakan akan membalas kematian Soleimani. Trump mengatakan Amerika Serikat akan melakukan serangan balik dengan cepat apabila Iran menyerang warga negara AS.
"Keterangan di media sosial ini akan berfungsi sebagai pemberitahuan kepada Kongres Amerika Serikat bahwa jika Iran menyerang setiap orang warga negara AS, AS akan melakukan serangan balik dengan cepat," ujar Trump melalui akun resminya di Twitter.
Trump mengatakan serangan balik AS kepada Iran akan dilakukan dengan cara yang tidak sebanding. Presiden Iran Hassan Rouhani dan pemimpin spiritual tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei bersumpah akan membalas kematian Soleimani. Keduanya menegaskan Iran akan lebih bertentangan lagi dengan AS.
"Kematian Soleimani akan membuat Iran menjadi lebih tegas menentang ekspansionisme AS serta membela nilai-nilai Islam. Tanpa keraguan, Iran dan negara-negara lain yang mencari kemerdekaan di kawasan akan mengambil jalan pembalasan," kata Rouhani.