REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 1.253 siswa sekolah dasar dan sekolah menengah pertama negeri di Kecamatan Lebak Gedong, Kabupaten Lebak, diliburkan. Kebijakan itu ditempuh karena sekolah dan tempat tinggal mereka terdampak bencana banjir dan tanah longsor pada Rabu (1/1).
"Kami akan membuka pelayanan proses kegiatan belajar mengajar tanggal 12 Januari 2020," kata Sekertaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lebak Abdul Malik di Lebak, Senin.
Kecamatan Lebak Gedong termasuk daerah yang paling parah terendam banjir di Kabupaten Lebak. Di wilayah kecamatan itu, sejumlah sekolah kena dampak banjir, termasuk di antaranya Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1, SMPN 2, SMPN 3, SMPN 4, Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1, dan SDN II Banjarsari.
"Semua sarana pendidikan yang terdampak itu di Kecamatan Lebak Gedong, bahkan SMPN 4 dan SDN II Banjarsari hanyut diterjang banjir bandang dan tanah longsor," kata Malik.
Berdasarkan hasil pendataan sementara, menurut Malik, bencana banjir dan tanah longsor berdampak pada 1.253 siswa serta 27 guru dan pegawai tata usaha sekolah di Kecamatan Lebak Gedong. Jumlah siswa serta guru dan pegawai sekolah yang terdampak banjir di kecamatan itu kemungkinan akan bertambah karena sampai sekarang pendataan masih berlangsung.
Di wilayah kecamatan tersebut, jembatan putus. Jalan-jalannya tergenang lumpur akibat banjir.
"Kami berharap pekan ini data guru dan siswa yang terdampak bencana alam sudah bisa diterima dengan akurat," kata Malik.
Selama sekolah libur, Malik menjelaskan, ada petugas yang melakukan kegiatan pemulihan trauma bagi anak-anak korban banjir dan tanah longsor di posko-posko pengungsian. Di Posko Pengungsian Banjar Irigasi Kecamatan Lebak Gedong, ada anak-anak sekolah yang masih mengungsi karena rumah mereka kena terjangan banjir. Mereka juga belum bisa belajar di sekolah karena bangunan sekolah mereka kena dampak banjir.
"Kami belum bisa belajar, karena gedung sekolahnya hanyut," kata Wahid, siswa SMPN 4 Lebak Gedong.