REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pesawat Boeing 737 milik Ukraine International Airlines jatuh di Teheran, Iran pada Rabu (8/1). Pesawat disebut mengalami masalah teknis setelah lepas landas dari bandara Imam Khomeini.
Setidaknya ada 170 orang berada dalam pesawat tersebut. Demikian dilaporkan kantor berita IRNA yang dilansir Reuters. Menurut Juru Bicara Organisasi Penerbangan Sipil Iran, Reza Jafarzadeh, tim penyelamat sudah dikirim ke area dekat bandara di mana pesawat terjatuh.
"Pesawat terbakar tapi kami sudah mengirim kru...dan mungkin bisa menyelamatkan beberapa penumpang," kata Pirhossein Koulivand, Kepala Layanan Kedaruratan Iran.
Sebelumnya Kantor berita semi-resmi Iran Fars mengatakan pesawat tersebut mengangkut 180 orang termasuk awak. Otoritas Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) telah melarang seluruh maskapai negaranya beroperasi atau melintas di wilayah udara Irak, Iran, Teluk Oman serta perairan antara Iran dan Arab Saudi. Hal itu merespons diserangnya pangkalan militer AS di Irak oleh Iran pada Rabu (8/1) dini hari waktu setempat.
"(Larangan diberlakukan) karena aktivitas militer yang tinggi dan meningkatnya ketegangan politik di Timur Tengah, yang menghadirkan risiko yang tak disengaja untuk operasi penerbangan sipil AS," kata FAA dalam pengumumannya, dikutip the Guardian.
Singapore Airlines juga telah memutuskan untuk mengalihkan semua rute penerbangan dari wilayah udara Iran. "Semua rute penerbangan SIA (Singapore Airlines) dialihkan dari wilayah udara Iran," kata Singapore Airlines tanpa memberikan alasan lebih detail perihal keputusan tersebut.