REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan pihaknya akan segera menjatuhkan sanksi kuat hingga Iran mengubah perilakunya. Trump menyebut serangan rudal Iran di pangkalan-pangkalan di Irak tidak membahayakan pasukan AS yang ditempatkan di sana. Menurutnya kerusakan sangat minim.
"Iran tampaknya akan mundur," ujar Trump saat konferensi pers di Gedung Putih setelah Iran menembakkan lebih dari ratusan rudal ke pangkalan militer di Irak. Hal itu dikatakan di tengah meningkatnya ketegangan antara Washington dan Teheran tentang pembunuhan oleh AS terhadap komandan militer Iran Qasem Soleimani di Irak pekan lalu.
"Namun, fakta bahwa kita memiliki peralatan dan militer yang hebat ini, tidak berarti kita harus menggunakannya. Kami tidak ingin menggunakannya. Kekuatan Amerika, baik militer maupun ekonomi, adalah pencegah terbaik," kata Trump dalam pidatonya dikutip Aljazirah, Kamis (9/1).
Iran mengatakan serangan kemarin terhadap satu pangkalan Irak di Erbil dan pangkalan Ain al-Asad di Irak barat adalah balas dendam atas pembunuhan Soleimani. Iran memperingatkan AS agar tidak membalas serangan tersebut.
Senat Tertimggi Demokrat menyebut keprihatinan mendalam tentang kurangnya informasi yang berasal dari pemerintahan Trump tentang operasi Iran. Pihaknya meminta pejabat Departemen Pertahanan untuk memberikan pengarahan dan dokumen reguler kepada Kongres. Senat dan Dewan penuh diharapkan akan menerima pengarahan singkat terpisah.
Trump dan pejabat tinggi keamanan nasional telah membenarkan serangan udara dengan pernyataan umum tentang ancaman yang ditimbulkan oleh Soleimani, yang menurut para pejabat AS sedang merencanakan "serangan segera". Tetapi detailnya tidak diinfokan.
Trump juga mengatakan AS akan terus mencari opsi untuk menanggapi serangan, tetapi tidak menjelaskan lebih lanjut. Dia mengatakan akan meminta NATO untuk lebih terlibat di Timur Tengah.