Jumat 10 Jan 2020 13:19 WIB

Donald Trump Dukung NATO Libatkan Timur Tengah

Donald Trump menilai NATO harus diperluas dan memasukkan Timur Tengah.

Red: Nur Aini
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump
Foto: AP
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan, Kamis (9/1), ia mendukung Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) melibatkan negara-negara Timur Tengah. Sementara, AS berupaya membatasi jejak pasukannya secara global.

"Menurut saya, NATO harus diperluas dan kita perlu memasukkan Timur Tengah, tentunya," kata Trump kepada para wartawan di Gedung Putih.

Baca Juga

Trump pada Rabu (8/1) mengusulkan agar NATO meningkatkan keterlibatannya di Timur Tengah. Usulan itu, ia ungkapkan saat menanggapi serangan Iran terhadap pasukan AS di Irak, yang merupakan pembalasan Iran atas serangan pesawat nirawak AS yang menewaskan komandan militer terkemuka Iran.

Sang komandan Iran yang terbunuh, Qassem Soleimani, sebelumnya dikenal sebagai pemain kunci dalam memerangi kelompok militan ISIS di kawasan. Trump mengatakan ISIS menciptakan masalah internasional sehingga negara-negara lain harus membantu untuk menanganinya. "Kita bisa pulang, sebagian besar bisa pulang dan menggunakan NATO," kata Trump. "Kita sudah menangkap ISIS, kita sudah banyak menolong Eropa."

Trump selama ini kerap mengkritik NATO dan menuntut Eropa membayar lebih untuk mendanai pertahanan bersama serta memberikan keuntungan pada kepentingan perdagangan AS. Trump pernah melontarkan lelucon bahwa organisasi pertahanan Atlantik Utara itu bisa disebut dengan NATO-ME, yang berarti NATO plus Middle East (Timur Tengah). Ia mengatakan dirinya menggulirkan kemungkinan nama itu kepada Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg dalam pembicaraan telepon pada Rabu.

Gedung Putih mengatakan Trump dalam pembicaraan telepon itu menekankan "nilai NATO jika meningkatkan peranannya dalam mencegah konflik serta menjaga perdamaian di Timur Tengah".

Duga Besar AS untuk NATO Kay Bailey Hutchison mengatakan pada Kamis bahwa perang melawan ISIS adalah tindakan penting, baik bagi Amerika Serikat maupun sekutu-sekutu NATO.

"Menurut saya, apa yang dicari presiden adalah lebih banyak sekutu kita yang bekerja bersama kita di Irak," katanya kepada CNBC. "Dan itu adalah sesuatu yang harus dibahas dan diputuskan oleh Dewan NATO."

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement