Rabu 15 Jan 2020 09:41 WIB

Yogyakarta Waspada 17 Titik Rawan Longsor

Titik tersebut berpotensi longsor apabila terjadi hujan dengan intensitas lebat.

 Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta meningkatkan kewaspadaan terhadap belasan titik talut sungai di kota tersebut yang dinilai rawan longsor (Ilustrasi bencana longsor)
Foto: Thoudy Badai
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta meningkatkan kewaspadaan terhadap belasan titik talut sungai di kota tersebut yang dinilai rawan longsor (Ilustrasi bencana longsor)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta meningkatkan kewaspadaan terhadap belasan titik talut sungai di kota tersebut yang dinilai rawan longsor. Saat ini diketahui terdapat 17 titik yang perlu diwaspadai.

“Sudah dilakukan pemetaan dan diketahui ada 17 titik talut yang berpotensi longsor jika terjadi hujan dengan intensitas lebat secara terus menerus dan menyebabkan tanah menjadi jenuh,” kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Rabu (15/1).

Baca Juga

Menurut dia, talut yang rawan longsor tersebut tidak hanya berada di sungai-sungai besar yang mengalir di Kota Yogyakarta yaitu Code, Winongo, dan Gajah Wong. Tetapi juga di sungai-sungai kecil, seperti Sungai Manunggal dan Buntung.

Oleh karena itu, lanjut Heroe, perlu dilakukan tindakan antisipasi sejak dini dengan selalu memantau kondisi talut dari waktu ke waktu. Pihaknya juga mengingatkan masyarakat yang bermukim di sekitar bantaran sungai untuk terus meningkatkan kewaspadaan.

“Jika terjadi hujan lebat, maka sebaiknya warga tidak berada di sekitar talut yang rawan longsor. Ini untuk mengantisipasi agar tidak terjadi korban jiwa,” katanya.

Kampung tangguh bencana (KTB) yang ada di wilayah, lanjut Heroe, juga diharapkan meningkatkan intensitas pemantauan di wilayahnya dan terus melaporkan kondisi wilayah ke instansi terkait secara periodik. Meskipun demikian, Heroe mengatakan, terkadang Pemerintah Kota Yogyakarta menghadapi kesulitan untuk melakukan penanganan atau perbaikan terhadap talut sungai yang rusak karena kewenangan tersebut berada di Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSO).

“Kami upayakan untuk selalu melakukan komunikasi dan koordinasi untuk penanganan kerusakan talut ke BBWSO. Jika dirasa kerusakan perlu segera diperbaiki, maka Pemerintah Kota Yogyakarta akan berupaya menyelesaikannya secepat-cepatnya. Yang penting komunikasi dulu supaya tidak menjadi temuan,” katanya.

Pada awal tahun, talut di Sungai Winongo yang berada di Kelurahan Notoprajan mengalami longsor usai hujan lebat. Talut kemudian diperbaiki sementara dengan menggunakan karung berisi pasir. BPBD Kota Yogyakarta juga menerima sejumlah laporan terkait talut sungai yang retak, yaitu di Sungai Winongo yang berada di RW 2 dan RW 4 Kelurahan Ngampilan.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Asisten Sekretaris Daerah Bidang Kesejahteraan Rakyat Pemkot Yogyakarta Sisruwadi mengatakan hal senada, yaitu mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai berbagai potensi bencana selama musim hujan.

“Salah satunya bencana longsor di bantaran sungai. Wilayah harus meningkatkan pemantauan. Apalagi ada peringatan cuaca terkait hujan lebat pada pekan ini. Lebih baik melakukan antisipasi sejak awal supaya bisa mencegah kerugian lebih besar,” katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement