Kamis 16 Jan 2020 00:18 WIB

Lahan Puso Akibat Cuaca Ekstrim Dapat Asuransi Rp 6 Juta

Dari total 5.722 hektare lahan yang terendam banjir, 154 hektare di antaranya puso.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Friska Yolanda
Warga menanam padi di lahan Danau Rawa Pening di Desa Asinan, Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Rabu (10/7).
Foto: Antara/Aji Styawan
Warga menanam padi di lahan Danau Rawa Pening di Desa Asinan, Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Rabu (10/7).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Para petani padi di Jawa Tengah yang tanamannya mengalami puso akibat dampak cuaca ekstrem bakal mendapatkan klaim Rp 6 juta per hektare, dari asuransi usaha tani padi (AUTP) tanpa premi. Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi Jawa Tengah telah menyiapkan klaim AUTP hingga Rp 924 juta untuk luasan 154 hektare lahan puso akibat cuaca ekstrem periode Desember 2019 hingga januari 2020.

Kepala Distanbun Provinsi Jawa Tengah, Suryo Banendro megatakan, selama kurun waktu Desember 2019 hingga Januari 2020, ada 5.722 hektare lahan pertanian padi yang terendam air akibat cuaca ekstrem di wilayah Jawa Tengah. Jumlah ini tersebar di 12 kabupaten di Jawa Tengah. Dari jumlah 5.722 hektare tersebut, sebanyak 154 hektare tanaman padi di antaranya, telah mengalami puso dan dipastikan tidak dapat dipanen.

Baca Juga

Untuk tanaman padi yang mengalami puso telah disiapkan AUTP Tahun 2020, yang bersumber dari APBD Provinsi Jawa Tengah hingga mencapai 35.000 hektare dan dari APBN dengan cakupan hingga 200.000 hektare. Khusus untuk yang provinsi itu tanpa premi, dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah yang akan menanggung. 

“Termasuk,tanaman padi seluas 154 hektare yang puso pada periode Desaember 2019- Januari 2020,” ungkapnya di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (15/1).

Suryo juga mengungkapkan, AUTP tersebut memang dialokasikan bagi lahan padi yang mengalami puso. Sebab lahan yang mengalami puso tersebut tidak bisa lagi diharapkan untuk tumbuh dan bisa dipanen.

Berbeda sengan tanaman yang hanya terendam tetapi tidak keseluruhan atau masih ada batang yang muncul lebih tinggi dari air. Kemungkinan masih bisa tumbuh dan bulirnya masih bisa dipanen.

“Sejauh ini (periode Desember 2019- Januari 2020) sudah ada 154 hektare tanaman padi yang diajukan asuransi karena puso,” jelasnya.

Fasilitas AUTP tersebut diberikan kepada para petani yang sudah terdaftar. Caranya melalui kelompok-kelompok tani resmi yang sudah terdaftar di Kementerian Pertanian (Kementan).

Teknisnya, laporan tersebut bisa lewat kelompok tani masing- masing. “Kita akan cek, apakah benar puso atau tidak. Lalu klaim asuransi paling lama tiga bulan sudah cair, itu sudah pling cepat,” jelasnya.

Selain AUTP, tambah Suryo, Distanbun juga menyediakan pinjaman alat mesin pertanian (alsintan) gratis yang bisa dimanfaatkan oleh para petani yang akan menanam kembali. Di antaranya traktor, alat tanam mesin, pompa air dan lainnya.

Sedangkan benih disediakan melalui masing-masing kabupaten, karena dalam penganggaran ada di kabupaten. Semua ini bisa dimanfaatkan oleh para petani guna mendorong percepatan tanam kembali.

Selain tanaman padi, lahan pertanian lain yang juga terdampak oleh kondisi cuaca yang cenderung ekstrem adalah tanaman bawang merah di Tegal dan Brebes. Termasuk juga tanaman jagung di Kabupaten Grobogan, Brebes dan Tegal.

Untuk saat ini, dari total tanaman tersebut yang tergenang atau terdampak banjir mencapai 4.000 hektare. “Hingga saat ini sudah ada yang surut dan kami sampai juga terus memantau kondisi terkini dari dampak cuaca ekstrim tesebut,” tegasnya.

Sementara itu, di luar wilayah Tegal dan Brebes, ratusan hektare tanaman bawang merah di Kabupaten Demak juga terdampak banjir bandang akibat jebolnya tanggul sungai Tuntang, di wilayah Kecamatan Guntur, beberapa waktu lalu. Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat (Kaur Kesra) Desa Sidoharjo, Kecamatan Guntur, Sarwi mengatakan, banjir bandang akibat jebolnya tanggul sungai Tuntang di wilayah Desa Trimulyo telah berdampak luas bagi lahan pertanian di wilayah Desa Sidoharjo.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement