Kamis 16 Jan 2020 08:38 WIB

Gandeng Adnoc, Pertamina Siap Kembangkan Kilang di Balongan

Kilang di Balongan ini akan mengurangi impor BBM Indonesia

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Ilustrasi Kilang Minyak
Foto: dok. Republika
Ilustrasi Kilang Minyak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) dan perushaan minyak nasional Abu Dhabi yakni Adnoc siap memgembangkan Kompleks Kilang Terintegrasi Petrokimia di Balongan, Jawa Barat. Hal tersebut ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) untuk menggali lebih lanjut potensi pengembangan kilang tersebut di Abu Dhabi pada akhir pekan lalu.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyatakan bahwa MoU ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan Comprehensive Strategic Framework (CSF) yang telah ditandatangani kedua belah pihak pada Juli 2019. Hal terssbut dilakukan menjajaki peluang kerja sama di seluruh mata rantai bisnis minyak dan gas, baik di UEA, Indonesia, ataupun internasional.

Baca Juga

Sebagai hasil diskusi intensif tersebut, kata Nicke, Pertamina dan Adnoc berhasil meningkatkan kesepakatan ke arah yang lebih strategis dan spesifik, di antaranya untuk mengevaluasi  potensi pengembangan Crude to Petrochemicals Complex di Balongan.

"Sebagai langkah awal, kedua belah pihak akan mempelajari dan mendalami usulan struktur bisnis dan konfigurasi teknis atas pengembangan kilang tersebut," kata Nicke dalam peenyataan tertulisnya, Selasa (5/1).

Dia memastikan Pertamina membuka diri untuk strategic partnership. Potensi kolaborasi dengan Adnoc menurutnya akan memperkuat langkah bisnis Pertamina. Khususnya dalam mengoptimalkan pengembangan kilang petrokimia di Balongan.

"Sehingga nantinya dapat menghasilkan produk yang bernilai tinggi serta memenuhi permintaan produk petrokimia dalam dan luar negeri terutama polyolefin," tutur Nicke.

Dia menilai potensi kerjasama ini penting karena pengembangan Crude to Petrochemicals Complex ini rencananya akan terintegrasi dengan RDMP Balongan. Sehingga, lanjut Nicke, selain akan mengurangi impor BBM, hasilnya juga akan meminimalkan impor produk petrokimia.

Selain itu, Pertamina dan Adnoc juga menandatangani perjanjian pasokan LPG. Dengan demikian, pada tahun 2020 Adnoc akan menyediakan LPG sampai dengan 528.000 MT LPG untuk Pertamina dalam rangka mengamankan kebutuhan LPG dalam negeri.

“Transaksi ini juga efektif karena sumbernya langsung dari produsen,” ungkap Nicke.

Untuk LPG, ADNOC juga dikenal sebagai salah satu perusahaan migas yang memproduksi LPG terbesar di dunia dengan kapasitas mencapai lebih dari 10 juta MT per tahun. Angka tersebut untuk kebutuhan dalam negeri maupun pasar internasional.

Sementara itu, CEO Adnoc Sultan Ahmed Al Jaber mengatakan perjanjian dengan Pertamina akan mendukung untuk memperkuat keberadaanya di Indonesia. Al Jaber menilai Indonesia juga sebagai salah satu pasar pertumbuhan ekonomi tercepat di Asia Tenggara.

"Kesepakatan yang telah ditandatangani ini juga menunjukkan peluang penciptaan nilai yang inovatif dan hubungan bilateral yang kuat antara UEA dengan Republik Indonesia," kata Al Jaber.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement