REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendorong perbankan dan lembaga keuangan non bank untuk mau memberikan relaksasi bunga pinjaman bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah di destinasi super prioritas. Ia mengatakan, faktor pembiayaan sangat penting untuk bisa mengembangkan destinasi secara masif.
"Kami harap ada relaksasi bunga di lima destinasi wisata super prioritas," kata Hengky di Jakarta, Kamis (16/1).
Hengky menuturkan, kementeriannya tahun ini bakal mengutamakan program-program pemberdayaan UMKM agar bisa naik kelas. Saat ini, sinergi yang telah dibangun yakni bersama dengan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) untuk pembiayaan usaha mikro melalui kredit ultra mikro dan program Mekaar.
"Kami sudah bersinergi berkomitmen bahwa kami tidak akan pernah meninggalkan UMKM," katanya.
Henky menambahkan, upaya untuk pengembangan UMKM dengan kemudahan pembiayan di destinasi wisata sudah didukung lewat berbagai macam regulasi. Karena itu, tugas selanjutnya adalah mendorong semua pihak terkait untuk ikut mendukung UMKM di destinasi wisata.
Sementara itu, untuk pengembangan usaha-usaha besar di sekitar kawasan pariwisata, seperti pembangunan hotel dan penginapan, Kemenparekraf sudah bekerja sama dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Kerja sama tersbut, sudah direalisasikan dengan nilai mencapai sekitar Rp 1,3 triliun, dalam proyek pembangunan hotel di kawasan Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
"Pokoknya dalam lima tahun terakhir ini, kami sudah menyusun fondasi untuk rencana-rencana lima tahun ke depan," ujarnya.