Jumat 17 Jan 2020 06:37 WIB

Depok Buat Perekam Data Transaksi Pajak Online

Dengan alat ini, WP hanya dikenakan pajak 7 persen dari yang biasanya 10 persen. 

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Friska Yolanda
Pemerintah Kota (Pemkot) Depok menerapkan program sistem pemantauan pajak dengan memasang alat canggih di setiap restoran, pusat belanja, hotel, tempat parkir dan lainya.
Foto: Republika/ Wihdan
Pemerintah Kota (Pemkot) Depok menerapkan program sistem pemantauan pajak dengan memasang alat canggih di setiap restoran, pusat belanja, hotel, tempat parkir dan lainya.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Pemerintah Kota (Pemkot) Depok menerapkan program sistem pemantauan pajak dengan memasang alat canggih di setiap restoran, pusat belanja, hotel, tempat parkir dan lainya. Program ini bekerja sama dengan Bank BJB dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Kepala Badan Keuangan Daerah (BKD) Kota Depok Nina Suzana menjelaskan, pemasangan aplikasi ini sebagai alat perekam data transaksi secara online, sehingga transaksi pajak di restoran, pusat belanja, hotel, tempat parkir dan lainya bisa dipantau langsung Pemkof Depok dan KPK. Kota Depok merupakan yang pertama menerapkannya.

"Baru Kota Depok yang menerapkan sistem ini. Untuk alat bantuan dari Bank Jabar Banten (BJB)," jelas Nina saat ancara implementasi alat perekam data online di Jalan Margonda, Kota Depok, Kamis (16/1). 

Saat ini, sudah terdapat 50 titik yang menggunakan alat pemantauan pajak. Sebanyak 30 alat ditempatkan di restoran dan 20 alat di tempat parkir, hotel, dan tempat hiburan.

"Target pada 2020 sebanyak 200 alat terpasang dan terealisasikan alatnya oleh BJB," ungkapnya.

Dengan pemasangan alat itu, semua transaksi bisa dipantau oleh Pemkot Depok khususnya untuk pajak restoran, parkir, hotel, dan lainya. Dengan alat tersebut, pelaku usaha yang telah terdaftar sebagai wajib pajak (WP) hanya dikenakan pajak tujuh persen dari yang biasanya sebesar 10 persen. 

Alat ini untuk memudahkan para wajib pajak, sehingga mereka tidak perlu menghitung lagi omzetnya per bulan. Semua sudah terekam dan terhitung dalam sistem, tinggal dilaporkan.

"Laporannya pun online, pembayaran pajaknya juga langsung ke kas daerah bukan kepada petugas pajak," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement