REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sedang berupaya membentuk holding BUMN asuransi sebagai salah satu skema penyelamatan kondisi PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Pengamat BUMN Toto Pranoto berharap Kementerian BUMN memperhatikan sejumlah hal penting dalam rencana pembentukan holding asuransi, termasuk tujuan dalam jangka panjang.
"Tujuan jangka panjangnya adalah meningkatkan daya saing sehingga BUMN asuransi bisa bersaing dengan pemain global asuransi yang sudah beroperasi di Indonesia," ujar Toto saat dihubungi Republika.co.id di Jakarta, Selasa (21/1).
Toto menilai sejauh ini model holding asuransi lebih kepada upaya terhadap kondisi Jiwasraya. Toto mengatakan hal ini mengaburkan tujuan utama holding yang hendak meningkatkan daya saing.
"Seolah-olah holding asuransi didirikan hanya untuk rescue Jiwasraya dengan membeli surat berharga (bond) yangg akan diterbitkan Jiwasraya, maka esensi tujuan bisa agak 'kabur'. Mestinya holding diwacanakan untuk peningkatan daya saing," ucap Toto.
Toto juga mempertanyakan kemampuan holding asuransi yang diminta menyerap obligasi Jiwasraya sekitar Rp 4 triliun sampai Rp 5 triliun. Toto mengharapkan holding BUMN asuransi bisa membantu Jiwasraya namun tetap disesuaikan dengan kemampuannya.
"Mengundang investor strategis bisa dilakukan kalau produknya menarik, marketnya cukup besar, serta ada kepastian hukum," kata Toto menambahkan.