Kamis 23 Jan 2020 05:08 WIB

Presiden Komisi Eropa: "Kami Akan Bekerjasama dengan Presiden Trump"

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen bertemu pertama kali dengan Presiden AS Donald Trump di Davos. Trump menuntut Eropa segera membuat kesepakatan dagang yang menguntungkan AS.

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
picture-alliance/dpa/AP/E. Vucci
picture-alliance/dpa/AP/E. Vucci

Usai pertemuan mereka di World Economic Forum di Davos, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa AS dan Uni Eropa akan bekerja sama untuk menandatangani kesepakatan perdagangan. Trump memperingatkan, jika tidak bisa dicapai kepakatan, dia akan menerapkan tarif impor baru terhadap mobil dari Eropa.

"Jika kita tidak dapat membuat kesepakatan, kita harus melakukan sesuatu, karena kita telah diperlakukan sangat buruk selama bertahun-tahun dalam perdagangan,'' kata Donald Trump kepada wartawan. Dia menambahkan, jika Eropa memperlakukan AS dengan "adil" maka "tidak akan ada masalah." Trump mengaku optimis kesepakatan antara AS dan Uni Eropa bisa segera terwujud.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menekankan, pertemuan mereka di Davos adalah "peluang bagus untuk terhubung secara pribadi" dan bahwa dia "berharap segera bekerja(sama)" dengan Presiden Trump.

"Warga Amerika dan warga Eropa adalah teman baik, dan inilah yang akan kita bangun. Memang, kita memiliki masalah untuk didiskusikan - dan kita akan melakukan negosiasi," kata von der Leyen.

Sebelum pertemuan itu, Trump menyebut Ursula von der Leyen sebagai "negosiator tangguh" dan mengatakan bahwa itu "berita buruk" bagi Amerika.

"Perang mobil"

Pertemuan Ursula von der Leyen dan Donald Trump dilakukan sebagai upaya mengurangi ketegangan antara Uni Eropa dan AS dalam hal perdagangan bilateral. Pemerintahan Trump sejak lama menuduh Uni Eropa hanya mengambil keuntungan dari "hubungan keuntungan perdagangan yang tidak adil" dengan AS. Trump mengancam akan memberlakukan tarif impor atas mobil dan suku cadang dari Eropa.

Pemerintahan Trump menuduh perusahaan-perusahaan mobil Eropa, terutama Jerman, menjual terlalu banyak mobil di AS, sementara hanya sedikit orang Eropa yang mau membeli mobil-mobil Amerika. Namun Gedung Putih menunda keputusan penerapan tarif import sebanyak 25% pada mobil dan suku cadang mobil dari Eropa dan mengatakan akan menunggu negosiasi baru.

Industri otomotif adalah salah satu sektor penting di beberapa negara Eropa seperti Jerman, Italia dan Prancis. Terutama bagi Jerman, ekonomi terbesar Ui Eropa, ekspor mobil menjadi salah satu pilar utama dalam perdagangan luar negeri. AS adalah salah satu pasar terpenting bagi industri otomotif Jerman.

Ancaman Trump untuk menerapkan tarif impor tambahan pada mobil dari Eropa sempat menggelisahkan para pejabat dan perusahaan otomotif Eropa. Apalagi karena permintaan ekspor mobil beberapa tahun belakangan menurun. Para pejabat Uni Eropa kini berada di bawah tekanan untuk segera mencapai kesepakatan dagang dengan AS, yang merupakan pasar terbesar untuk mobil-bobil kelas premium.

hp/yf (dpa, rtr)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement