REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG--Wakil Presiden Ma'ruf Amin mendorong kemandirian ekonomi umat melalui samtri-santri di pesantren. Ma'ruf pun mendorong para santri diajarkan untuk berwirausaha dan memahami tren digital saat ini.
Itu disampaikan Ma’ruf saat membuka Santri Digital Fest dan Rapat Kerja Nasional Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (Rakernas IPPNU) di Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambak Beras, Jombang, Kamis (23/1).
"Saya harapkan kepada pelajar dan santri mampu menciptakan kemandirian umat melalui para santri, masyarakat dan Ponpes itu sendiri agar mampu mencapai kemandirian ekonomi, sosial, dan juga memacu pengembangan skill teknologi produksi, distribusi, pemasaran," kata Ma'ruf.
Sebab, Ma'ruf menilai para santri dan pelajar ikut berkontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, khususnya di sekolah dan pesantren. Dengan begitu, santri bisa turut serta dalam menurunkan angka kemiskinan dan meningkatkan angka indeks pembangunan manusia, melalui semangat berwirausaha sejak dini.
Ma'ruf pun mencontohkan salah satu kemandirian ekonomi pesantren melalui program One Pesantren One Product (OPOP) yang digagas Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim).
Ia menyebut OPOP sebagai arus baru ekonomi Indonesia yang berbasis kolaborasi antara pelaku ekonomi kuat dan lemah. Menurutnya, pilar OPOP adalah sinergi antara koperasi pondok pesantren, forum bisnis, pengusaha alumni pesantren, dan sosialpreneur.
Ketua Umum MUI Nonaktif itu pun mendorong gerakan semacam OPOP dapat bergerak di provinsi-provinsi lain, selain Jawa Timur.
"Tapi juga Jabar, Jateng, Yogyakarta, dan Banten, bahkan di seluruh indonesia. Sehingga tiap pesantren akan melahirkan satu produk minimal. Saya kira ini usaha luar biasa," kata Ma'ruf.
Pada kesempatan yang sama, Ma'ruf yang didampingi Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Menteri Koperasi UKM Teten Masduki, Memteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah juga meninjau Pameran “Gelar Karya Santri Nusantara”.
Pameran terdiri 60 stand dan diikuti oleh 20 Santripreneur dari SMK Mini di bawah naungan pondok pesantren, 20 Pesantrenpreneur dari perwakilan koperasi pesantren, dan 20 Sociopreneur alumni pesantren yang punya usaha. Mereka terpilih dari seluruh Jawa Timur yang terbina melalui program One Pesantren One Product (OPOP) dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim).