REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Rektor Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Nurhasan mengungkapkan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di China menyatakan kesiapannya memfasilitasi pemulangan mahasiswanya dari Kota Wuhan, China. Menurutnya, KBRI di China saat ini tengah menyiapkan formulasi pemulangan mahasiswa yang masih terisolir di Kota Wuhan, China. Dengan demikian mahasiswa yang dipulangkan tersebut tidak malah tertular virus mematikan itu.
"Kami dan KBRI kemarin sudah rapat terbatas untuk menyiapkan membuat formula yang baik pemulangan. Jangan sampai proses pemulangan justru berdampak mereka tertular. Karena penularan virus korona masih dalam kajian," ujar di Surabaya, Senin.
Meski telah ditetapkan formula yang akan digunakan untuk pemulangan para mahasiswa tersebut, Nurhasan mengakui kesulitan lain yang bakal ditemui. Hingga kini, pemerintah China belum memberikan izin para mahasiswa tersebut keluar dari Wuhan. Mahasiswa tersebut masih berada di asrama kampus karena tempat itu dianggap paling aman dan steril.
Nurhasan mengakui adanya keluhan dari para mahasiswa yang cadangan logistiknya mulai menipis. Dia pun menegaskan pihak kampus tengah berupaya mentransfer sejumlah uang untuk mendukung kebutuhan cadangan makanan mahasiswa yang terisolir.
"Sudah proses, saya minta pagi tadi untuk kirim rekening dan hari ini kami transfer uang. Kami sampaikan agar mereka jangan sampai mengurangi porsi makan. Karena kalau kondisi mereka tidak sehat, maka kekebalan tubuh mereka berkurang dan mudah terkena virus," ujar Nurhasan.
Nurhasan sebelumnya mengatakan jumlah mahasiswanya yang terjebak di Kota Wuhan ada 12 orang. Namun ternyata mahasiswa Unesa di kota tersebut hanya 10 orang. Pasalnya dua mahasiswa sudah pulang ke Indonesia sebelum virus corona menyebar. Nurhasan mengatakan 10 mahasiswa tersebut masih bisa makan makanan bergizi dengan cara memasak sendiri. Artinya tidak bergantung pada makanan instan meskipun harga bahan makanan sudah mulai naik.
"Mereka masih masak, beli bahan makanan sendiri seperti sayur dan kacang-kacangan. Harganya naik empat kali lipat, yang sebelumnya Rp 20 ribu sekarang Rp 80 ribu," ujar Nurhasan.
Nurhasan pun mengatakan KBRI di China akan membantu mengurus visa mahasiswa yang masih terjebak di sana. Ada empat mahasiswa yang pada 2 Februari 2019 sudah habis masa program beasiswanya. Maka dari itu, Nurhasan meminta keempat mahasiswa tersebut untuk tetap tenang.