Senin 27 Jan 2020 14:41 WIB

Pangdam-Kapolda Pantau Banjir Dayeuhkolot

Pangdam dan Kapolda juga memberikan bantuan sembako kepada masyarakat setempat

Rep: Djoko Suceno/ Red: Esthi Maharani
Pangdam III Siliwangi dan Kapolda Jabar tinjau lokasi banjir Dayeuhkolot.
Foto: dok. Pendam Siliwangi
Pangdam III Siliwangi dan Kapolda Jabar tinjau lokasi banjir Dayeuhkolot.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pangdam III Siliwangi, Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto, dan Kapolda Jabar, Irjen Pol Drs Rudy Sufahriadi, turun ke lapangan untuk memantau kondisi terkini sejumlah lokasi banjir di Kabupaten Bandung, Senin (27/1). Lokasi yang ditinjau dua jenderal bintang dua ini yaitu Desa Andir Kecamatan Dayeuhkolot dan Desa Citeureup, Kecamatan Citeurep.

Kedua perwira tinggi tersebut memantau kondisi banjir akibat meluapnya Sungai Citatum dengan menggunakan perahu karet. Keduanya didampingi para pejabat utama Polda Jabar dan Kodam Siliwangi. Kondisi banjir yang ditinjau kapolda dan pangdam tersebut memiliki ketinggian air sekitar 50 sentimeter. Kehadiran keduanya disambut masyarakat di lokasi banjir.

Selain meninjau lokasi banjir, Pangdam dan Kapolda juga memberikan bantuan sembako kepada masyarakat setempat yang menjadi korban banjir. Bantuan tersebut disambut antusias oleh masyarakat.

"Kehadiran kami untuk mengetahui kondisi di lapangan sekaligus memberikan bantuan. Kami akan kerahkan personel tambahan jika masyarakat korban banjir membutuhkannya," kata Pangdam yang pernah berdinas di Badan Penangulangan Bencana Nasional ini.

Kehadiran Pangdam dan Kapolda di lokasi banjir disambut antusias oleh masyarakat setempat. Warga yang sebagian besar tetap memilih tinggal di rumahnya ini berharap banjir segera surut sehingga mereka bisa beraktivitas. Warga juga berharap kehadiran Pangdam dan Kapolda bisa memberikan rasa aman kepada masyarakat korban banjir.

"Semoga kehadiran pejabat ini memberikan rasa aman kepada kami. Sekaligus bisa mengerahkan anggotanya membantu kami yang sedang membutuhkan bantuan," kata Rahmat Hidayat (45 tahun) warga setempat.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement