Senin 27 Jan 2020 17:13 WIB

Peneliti Kaji Situs Budaya Kerajaan Bataguh

Situs Kota Kerajaan Bataguh yang berada di Kelurahan Pulau Kupang, Kecamatan Bataguh

Situs purbakala/ilustrasi
Foto: ancientneareast.tripod.com
Situs purbakala/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Kalimantan Tengah akan meneliti secara komprehensif baik dengan metode ilmiah maupun non-ilmiah terkait keberadaan situs budaya kerajaan besar di Kecamatan Bataguh.

"Salah satu tugas dan fungsi Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga adalah menggali sebesar-besarnya destinasi wisata, baik wisata alam, wisata buatan maupun wisata budaya," kata Kepala Disbudpora Kabupaten Kapuas, Suparman di Kuala Kapuas, Senin (27/1).

Baca Juga

Kegiatan ini bertujuan agar masyarakat luas mengetahui bahwa dulunya di Kecamatan Bataguh terdapat kerajaan besar yang dipimpin oleh seorang ratu bernama Ratu Nyai Undang.

Suparman mengatakan, pihaknya sudah berkunjung ke situs Kota Kerajaan Bataguh yang berada di Kelurahan Pulau Kupang, Kecamatan Bataguh bersama Dinas Pendidikan Kapuas, camat, lurah, tokoh adat dan sejumlah sanggar tari di Kapuas.

Kunjungan itu juga sekaligus dalam rangka persiapan pementasan sendra tari yang menggambarkan tentang legenda Nyai Undang dari Kota Kerajaan Bataguh. Konon menurut cerita para tetua adat setempat, Kerajaan Bataguh adalah kerajaan hilang yang pernah berdiri pada abad ke-15.

"Penampilan ini direncanakan pada Hari Jadi Kota Kuala Kapuas dan Hari HUT Pemerintah Kabupaten Kapuas pada bulan Maret 2020 yang akan datang, guna mematangkan persiapan pementasan itu," tuturnya.

Kegiatan tersebut, disamping melihat dari dekat sisa-sisa peninggalan sejarah seperti adanya tiang-tiang ulin dan juga tempat persembahan kepada leluhur, juga memohon izin kepada leluhur agar apa yang dilakukan nantinya mendapat restu serta tidak adanya hal-hal yang tidak diinginkan.

Dombongan saat itu disambut oleh Camat Bataguh, Damang, Mantir dan tokoh adat lainnya di Kantor Camat Bataguh. Selanjutnya, mereka bersama-sama menuju situs yang berjarak kurang lebih tiga kilometer dari jalan utama.

Sesampainya di areal situs Kota Bataguh yang luasnya sekitar tiga kilometer persegi, rombongan disambut tradisi adat penyambutan tamu berupa seni bela diri tradisional 'lawang sakepeng' oleh dua orang warga setempat.

Selanjutnya, sesampainya di tempat yang dikeramatkan oleh sebagian masyarakat, dilakukan ritual dengan memberikan sesajen serta melakukan komunikasi oleh sesepuh dengan bahasa sangiang serta penaburan beras kuning.

"Saya berharap dengan kegiatan ini bisa mengangkat Budaya Daerah khususnya Kabupaten Kapuas sehingga dikenal oleh masyarakat luas dan yang tidak kalah penting bagaimana melestarikannya, sehingga para generasi muda tau akan sejarah,” ucapnya.

Ditambahkannya, berharap untuk menjaga serta menunjang kelestarian daerah wisata tersebut perlu dilakukan secara komprehensif baik sarana infrastruktur khusus jalan menuju lokasi serta pengamanan lokasi dan penelitian serta promosi oleh semua pihak terkait, sehingga daerah ini benar benar dikelola dengan baik dan menjadi daerah wisata.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement