REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) berhitung apabila program gasifikasi pembangkit masif dijalankan maka perusahaan bisa mengantongi penghematan sebesar Rp 4 triliun. Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini menjelaskan penghematan tersebut bisa diperoleh dengan mengurangi penggunaan BBM dari 2,6 juta kiloliter (kl) menjadi 1,6 juta kl.
"Dengan estimasi pengurangan biaya operasi sebesar Rp 4 triliun. Jadi penurunan konsumsi BBM dari 2,6 juta kl menjadi 1,6 juta kl tersebut akan mengurangi biaya operasional," kata Zulkifli di Komisi VII DPR RI, Selasa (28/1).
Selain bisa menghemat ongkos produksi, gasifikasi pembangkit ini kata Zul juga sejalan dengan implementasi Keputusan Menteri ESDM Nomor 13 Tahun 2020 tentang Penugasan Pelaksanaan Penyediaan Pasokan dan Pembangunan Infrastruktur LNG, Serta Konversi Penggunaan BBM dengan LNG Dalam Penyediaan Tenaga Listrik.
"PLN telah melakukan identifikasi untuk memetakan perencanaan konstruksi pembangkit dan rencana pengoperasian pembangkit yang menggunakan BBM dan gas," ujar Zulkifli.
Dari hasil identifikasi, pihaknya memang baru menemukan sebagian pembangkit yang bisa dikonversi dari penggunaan BBM ke gas. "Dari identifikasi kemudian dibagi menjadi lima wilayah. Konsumsi BBM tahun lalu oleh PLN sebesar 2,6 juta kl. Yang bisa diubah ke gas berdasarkan identifikasi kami adalah 1,6 juta kl," tambahnya.