REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China akan menjemput warga Wuhan yang berada di Kota Kinabalu, Malaysia dan Bangkok, Thailand pada Jumat (31/1). Dua pesawat Xiamen Airlines dikerahkan untuk melaksanakan misi tersebut.
Menurut The Civil Aviation Administration of China (CAAC) terdapat 117 warga asal Provinsi Hubei di Bangkok dan 100 warga lainnya di Kota Kinabalu yang bersedia mengambil penerbangan carter untuk kembali ke Wuhan sesegera mungkin. "Penerbangan carter mengadopsi prinsip pembelian tiket sukarela," kata CAAC dalam sebuah pernyataan, dikutip laman Free Malaysia Today.
Dua pesawat Xiamen Airlines yang melakukan penjemputan diharapkan dapat tiba lagi di Wuhan pada hari yang sama. Sebelumnya Kementerian Luar Negeri China mengatakan akan berusaha membawa pulang warga Wuhan dari berbagai negara sesegera mungkin. Hal itu dimotivasi oleh kesulitan praktis yang dihadapi warga China dari Hubei, terutama Wuhan, di negara terkait.
Selain itu, sejumlah maskapai telah mengumumkan akan mengurangi dan bahkan menghentikan sementara penerbangan ke China. Hal tersebut menyusul dinyatakannya wabah virus korona sebagai keadaan darurat internasional oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Saat ini terdapat 5.806 warga China yang terinfeksi virus corona. Virus tersebut telah menyebabkan 213 korban jiwa. Perdana Menteri Cina Li Keqiang memerintahkan agar proses pengembangan vaksin dan obat-obatan untuk melawan virus corona dipercepat.
Li berharap para ahli akan memperkuat penelitian dan evaluasi mengenai tren epidemi serta menemukan kondisi baru penyakit untuk mendukung pengendalian pneumonia yang ditargetkan. Li menyerukan agar penelitian melibatkan para pakar multidisiplin. Hal itu guna mempercepat pengembangan vaksin dan obat-oabatan yang efektif untuk melawan virus corona.
Menurut dia, kunci memenangkan perang melawan epidemi atau wabah adalah meningkatkan efek pengobatan dan menekan jumlah kematian. "Vaksin dan obat-obatan yang efektif adalah solusi yang kuat untuk epidemi," ujar Li.