Ahad 02 Feb 2020 23:50 WIB

Wamendag Jelaskan Target Bilateral ke Pelajar RI di Turki

Wamendag menjelaskan target hubungan dagang RI-Turki dalam Inspiration Day.

Salah satu keindahan di sudut kota Istanbul, Turki. (ilustrasi)
Salah satu keindahan di sudut kota Istanbul, Turki. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Perdagangan RI Jerry Sambuaga menjelaskan target hubungan dagang bilateral Indonesia dengan Turki kepada sekitar 200 orang anggota Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Turki dalam kegiatan bertajuk Inspiration Day yang berlangsung di kota Kayseri.

Menurut keterangan tertulis KBRI Ankara yang diterima di Jakarta, Ahad, acara tersebut berlangsung pada Sabtu (1/2) dan dimoderatori langsung oleh Duta Besar Indonesia untuk Turki, Lalu Muhammad Iqbal.

Jerry menjelaskan kepada para anggota PPI bahwa target kerja sama dagang bilateral Indonesia dan Turki termasuk untuk menyelesaikan Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Komprehensif atau Comprehensive Economic Partnership (CEPA) pada tahun 2020.

“Kita kehilangan segmen pasar di Turki (senilai) lebih dari 500 juta dolar AS karena belum menyelesaikan CEPA,” kata Wamendag.

Dia pun mengatakan penyelesaian CEPA tersebut akan membuka ruang bagi Indonesia untuk kembali mengambil kesempatan atas peluang tersebut. “Dan membuka peluang bagi produk lainnya,” tambah dia.

Mantan anggota Komisi I DPR RI itu direncanakan akan bertemu Wamendag Turki, pelaku bisnis, serta sejumlah tokoh politik yang menangani isu ekonomi di negara tersebut.

Dia diharapkan dapat melakukan peninjauan kembali terhadap hasil perundingan ke-4 CEPA yang berlangsung pada tanggal 30 hingga 31 Januari lalu dan mencari solusi bersama agar sejumlah bagian perundingan yang belum disepakati dapat segera diselesaikan.

Lebih lanjut, agenda kerja sama dagang, Wamendag yang berkunjung ke Turki atas undangan Dubes Iqbal juga berbagi motivasi dan inspirasi dengan para perwakilan PPI dari seluruh Turki yang juga tengah melangsungkan Musyawarah Tahunan.

Jerry sempat menjawab pertanyaan dari salah seorang peserta mengenai pengalaman generasi muda yang memiliki idealisme menjadi seorang pelaku politik.

“Menjadi politisi adalah sebuah pilihan, tetapi menjadi politisi jangan menjadi tujuan. Jadikan profesi politisi sebagai means. Sebagai alat untuk mewujudkan idealisme,” ujar pria yang berusia 34 tahun itu.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement