Senin 03 Feb 2020 01:14 WIB

Sekolah di Natuna Diliburkan Selama Karantina WNI dari China

Libur sekolah selama observasi di Natuna yang diinformasikan berlangsung 14 hari.

Rep: Mimi Kartika / Red: Ratna Puspita
Petugas medis memeriksa kesehatan Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China yang baru tiba di Bandara Hang Nadim, Batam, dan akan diberangkatkan menuju Natuna dengan pesawat Hercules TNI di Kepulauan Riau, Minggu (2/2/2020). Sebanyak 238 orang WNI dari Wuhan, China tersebut selanjutnya dipindahkan ke Natuna untuk menjalani observasi selama kurang lebih dua minggu guna memastikan kesehatannya dan terbebas dari virus corona.
Foto: ANTARA FOTO/Kementerian Luar Negeri RI
Petugas medis memeriksa kesehatan Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China yang baru tiba di Bandara Hang Nadim, Batam, dan akan diberangkatkan menuju Natuna dengan pesawat Hercules TNI di Kepulauan Riau, Minggu (2/2/2020). Sebanyak 238 orang WNI dari Wuhan, China tersebut selanjutnya dipindahkan ke Natuna untuk menjalani observasi selama kurang lebih dua minggu guna memastikan kesehatannya dan terbebas dari virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Natuna meliburkan sekolah-sekolah setelah daerahnya dijadikan tempat observasi dan karantina Warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Wuhan, China karena wabah virus corona. Hal ini sebagai upaya mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Ini kan urgen jadi memang untuk melindungi mereka untuk tidak beraktivitas di luar. Jadi ada semacam boleh lah meliburkan diri juga siswa-siswanya, daripada nanti bermasalah dengan mental masyarakat," ujar Wakil Bupati Natuna Ngesti Yuni Suprapti saat dihubungi Republika Ahad (2/2) malam.

Baca Juga

Ia mengatakan, warga khawatir terkait wabah virus corona ketika WNI dari China ditempatkan di Natuna. Karena itu, Pemkab Natuna mengeluarkan surat edaran yang ditandatangani Sekretaris Daerah untuk meliburkan sekolah agar anak-anak yang rentan dengan penyebaran virus bisa terhindar dari virus corona.

Libur sekolah diberlakukan selama adanya observasi tersebut di Natuna yang diinformasikan berlangsung selama 14 hari. Libur sekolah mulai dari 3 Februari hingga 17 Februari 2020. "Mungkin selama observasi lah," kata Ngesti.

Sementara, ia belum mengimbau kepada para pegawai maupun karyawan untuk meliburkan diri. Sebab, hal itu menyangkut kewenangan lembaga, institusi, kementerian, atau perusahaan.

Ngesti mengklaim, pemerintah pusat tak melakukan koordinasi dengan Pemkab Natuna mengenai kebijakan observasi dan karantina 238 WNI di Rumah Sakit (RS) pangkalan militer Natuna, Kepulauan Riau. Lokasi RS pangkalan militer tersebut berada sejauh lima sampai enam kilometer dari permukiman warga.

Pemerintah pusat pun tak memberikan langkah antisipasi bagi masyarakat Natuna menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan. Ia mengatakan, warga meminta pemerintah pusat menjamin kesehatan bagi masyarakat yang ada di Natuna.

"Jaminan kesehatan kepada masyarakat itu yang paling penting, kemudian klarifikasi tentang kordinasi yang tidak dilakukan oleh pemerintah kepada pemerintah daerah itu yang paling penting," kata Ngesti.

Ia menambahkan, Pemkab Natuna berupaya mencegah virus corona terutama dengan membagikan masker ke rumah-rumah warga. Selain itu, sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat untuk menjaga diri dan kesehatan, dan imbauan tak banyak beraktivitas di luar.

"Terutama dalam masker ke rumah-rumah kemudian sosialisasi, penyuluhan bahwa antisipasinya seperti apa bagi masyarakat, kemudian menjaga diri, menjaga kesehatan, tidak banyak aktivitas di luar," imbuh Ngesti.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement