Selasa 04 Feb 2020 07:37 WIB

Terowongan Kemayoran Ditarget Surut Hari Ini

Banjir di Periuk, Kota Tangerang belum juga surut.

Rep: Amri Amrullah/Antara/ Red: Bilal Ramadhan
Warga melihat banjir yang menutup Underpass Kemayoran, Jakarta, Ahad  (2/2/2020).
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Warga melihat banjir yang menutup Underpass Kemayoran, Jakarta, Ahad (2/2/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petugas Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta hingga kini masih terus menyedot genangan di lintas bawah atau terowongan Kemayoran, Jakarta Pusat. Sedikitnya 14 mesin pompa mobile dikerahkan untuk menyedot air genangan di terowongan yang tenggelam sejak Ahad (2/2) ini.

Kepala Dinas Gulkarmat DKI Jakarta Satriadi Gunawan berharap curah hujan yang turun pada Senin dan Selasa ini tidak terlalu tinggi sehingga kiriman debit air tidak bertambah lagi di terowongan Kemayoran. "Paling tinggal 80 sentimeter air di terowongan. Kalau tidak hujan lagi ya besok (4/2) pagi sudah normal dan bisa dilintasi kendaraan," kata Satriadi di lokasi, Senin (3/2).

Satriadi menjelaskan, penanganan genangan di terowongan Kemayoran dikerjakan bersama antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan pemerintah pusat. Dinas Gulkarmat DKI Jakarta menurunkan lima unit pompa berkapasitas 2.000 sampai 3.500 liter per detik. "Jumlah pompa kita sesuaikan dengan volume air," ujar dia.

Direktur Perencanaan dan Pembangunan Pusat Pengelola Kompleks (PPK) Kemayoran Rizki Renando menjelaskan, 14 unit pompa yang berada di terowongan Kemayoran terdiri atas dua unit milik Sudin Gulkarmat Jakarta Utara, tiga unit milik Sudin Gulkarmat Jakarta Pusat, satu unit milik Sudin SDA Jakarta Timur, dua unit pompa milik Sudin SDA Jakarta Pusat, satu unit pompa Sudin SDA Jakarta Utara, tiga unit trailer pump Kementerian PUPR, dan dua pompa mobile PPK Kemayoran.

"Air yang dipompa melalui kedua sisi terowongan tersebut dialirkan ke gorong-gorong. Kita berharap cepat surut," kata Rizki.

Hingga kini petugas gabungan masih terus menyedot air dari terowongan Kemayoran. Sementara arus lalu lintas kendaraan masih dialihkan ke jalur lainnya.

Wakil Camat Kemayoran, Nuralamsyah, mengatakan, pihaknya menyiagakan sebanyak 30 petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) untuk membersihkan jalan dan drainase di sekitar lokasi. Apabila air surut, PPSU langsung membersihkan terowongan Kemayoran dari sampah maupun lumpur sisa genangan.

"Setiap kelurahan mengirim empat PPSU. Kami juga kerahkan pikap dan germor. Selain itu, ada juga perbantuan satu unit truk dari dinas LH untuk percepatan pembuangan," kata Nuralamsyah.

Kejadian ini merupakan kali ketiga terowongan Kemayoran tertutup genangan banjir selama awal 2020. Sebelumnya, hujan deras pada awal Januari dan pertengahan Januari lalu juga menenggelamkan terowongan Kemayoran ini setinggi lima meter. Akibatnya, hampir sepekan terowongan Kemayoran tidak bisa dilewati kendaraan.

Belum Surut

Sementara itu, sudah tiga hari sejak Sabtu (1/2) lalu hingga Senin, banjir yang melanda wilayah Periuk, Kota Tangerang, Banten, belum juga surut. Berdasarkan pantauan di lapangan, banjir yang melanda permukiman warga dengan ketinggian hampir satu meter sudah berangsur surut.

Namun, intensitas hujan yang tinggi menyebabkan terjadinya luapan kembali sehingga membuat genangan di perumahan warga. Kecamatan Periuk melalui akun resminya mengunggah perumahan yang saat ini terkena dampak banjir seperti Perum Periuk Damai RW 08 dan Perum Mutiara Pluit RW 11 dengan ketinggian air mencapai 50 sentimeter.

Sekretaris Dinas PUPR Kota Tangerang Taufik Syahzaeni menyatakan telah menyiapkan skenario penanganan banjir. Penanganan tersebut seperti penambahan pompa penyedot air di Garden City dan Perumahan Total Persada. Selain itu, pihaknya menangani kebocoran di pintu air Mutiara Pluit, pemasangan kisdam, dan perbaikan tanggul yang bocor.

"Saat ini dilakukan pembangunan jembatan apung untuk bisa dilalui warga serta pengangkatan eceng gondok agar aliran lancar," kata Taufik.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement