Jumat 07 Feb 2020 17:35 WIB

Perempuan Tunisia Bersepeda Solo ke Makkah

Sara Haba jadi perempuan pertama yang bersepeda sampai Makkah.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Perempuan Tunisia Bersepeda Solo ke Makkah. Foto Kota Makkah.
Foto: Republika/Syahruddin El-Fikri
Perempuan Tunisia Bersepeda Solo ke Makkah. Foto Kota Makkah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang wanita asal Tunisia menjadi wanita pertama yang mencapai kota suci Makkah di Arab Saudi dengan menggunakan sepeda. Pesepeda wanita itu bernama Sara Haba. Ia melakukan perjalanan ke Saudi dengan menempuh rute dari negara asalnya, Tunisia, dalam waktu 53 hari.

Dalam perjalanannya menuju Arab Saudi, Haba melintasi padang pasir ke Mesir dan Sudan selama berpekan-pekan. Ia bahkan melakukan perjalanan itu sendirian. Haba juga mendokumentasikan perjalanannya dengan menggunakan tagar #cyclingtomecca.

Baca Juga

Haba menamai sepedanya Merzouga, yang bisa diterjemahkan secara kasar menjadi 'rahmat dengan berkah' dalam bahasa Arab Maghrebi. Haba mengaku ia sempat ketakutan jika perjalanannya itu bisa tiba-tiba terhenti karena suatu hambatan.

"Saya takut dihentikan kapan saja. Saya tidak tahu apakah tubuh saya akan mengikuti kehendak saya dan menerima semua yang coba saya paksakan," ujar Haba di Instagram, dilansir di Al Araby, Jumat (7/2).

Haba merasa khawatir jika ia tidak akan diizinkan memasuki kota Makkah lantaran ia bepergian sendiri. Namun, ia tidak ingin membiarkan rasa takut menghentikannya.

Di bawah hukum Saudi, setiap wanita di bawah usia 45 tahun yang ingin menjalani ibadah haji ke Makkah membutuhkan visa dan harus bepergian dengan seorang mahram (seorang wali laki-laki yang umumnya diharapkan memiliki hubungan darah). Meskipun begitu, ia tidak menjelaskan apakah dia akan melaksanakan haji ke Makkah. Namun, menurutnya, pergi sendirian masih menghadirkan tantangan di negara konservatif yang religius itu.

"Di Arab Saudi, di mana jarak dan kesulitannya sangat kecil dibandingkan dengan apa yang saya lalui, saya merasa tegang sebelum mencapai Makkah karena saya benar-benar tidak tahu apakah saya akan diizinkan memasuki kota, bersepeda sendirian," ujarnya.

Rute yang secara fisik berat mengharuskannya bersepeda jarak jauh hingga delapan jam sehari. Apalagi, dia tidak memiliki tim sehingga ketika sepedanya rusak di gurun dia harus memperbaikinya sendiri.

Banyak orang bertemu dengannya dalam perjalanannya. Kisah Haba ini menjadi viral secara online karena ia memvideokan perjalanannya dan mengunggahnya secara langsung.

Setelah 16 hari di jalan, dia tiba di Port Sudan. Di sana, dia bertemu dengan seorang wanita yang telah menempuh jarak 200 Km untuk menemuinya.

Di momen lain, tampak orang-orang di jalan menghadiahkan sang pengendara sepeda ini dengan semangka dan kurma. Ribuan orang mengikuti perjalanannya secara online. Mereka menulis pesan yang mendukung perjalanan Haba di Instagramnya, sementara yang lain memintanya untuk memanjatkan doa-doa mereka.

Haba lantas mengucapkan terima kasih kepada mereka yang turut mengikuti perjalanannya secara online. Ia juga merasa terharu dengan orang-orang yang ditemuinya di jalanan, yang tersenyum kepadanya, menunjukkan jalan dan mengisi botol minumannya dengan air. Bahkan, kata dia, ada yang menawarinya buah atau jabana dan menawarinya tempat tinggal. Selain itu, Haba mengungkapkan terima kasihnya kepada mereka yang bersepeda bersamanya sejauh 10 Km, memberikan keramahan dan dukungan kepadanya.

"Saya terus berdoa untuk kalian semua, memegang erat-erat daftar nama di tanganku, sambil berputar dan berputar di kerumunan jamaah. Tapi itu tidak akan pernah cukup. Semoga hidup akan memberiku kesempatan untuk mengembalikan ini ke alam semesta. Saya tidak akan berhasil tanpa kalian," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement