Selasa 11 Feb 2020 02:35 WIB

Erick Ingin Konsolidasi RS BUMN Jadi Benteng Pertahanan

Konsolidasi RS BUMN bisa jadi benteng menghadapi berbagai kemungkinan penyakit.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Andi Nur Aminah
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir menekankan pentingnya konsolidasi antara Rumah Sakit (RS) milik BUMN. Saat ini setidaknya ada 65 RS BUMN yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Hal ini disampaikan Erick saat menghadiri 1st Indonesia Healthcare Corporation Medical Forum yang digagas PT Pertamina Bina Medika IHC di Hotel Fairmont, Jakarta, Senin (10/2).

"Konsolidasi ini diharapkan bisa menjadi benteng pertahanan Indonesia dalam menghadapi berbagai kemungkinan penyakit yang akan muncul ke depannya," kata Erick.

Baca Juga

Saat ini, Erick mengatakan Indonesia dihadapkan pada bonus demografi, di mana sebanyak 58 persen penduduk Indonesia tengah berada di usia produktif. Dengan terjaminnya kesehatan para generasi muda ini bisa menjadikan Indonesia negara maju dan sejahtera ke depannya.

"Kalau biasanya kita bicara energy security, food security, sekarang kita harus tambahkan health security. Untuk itu, saya ingin pastikan konsolidasi RS BUMN dan juga farmasi. Dengan begitu bisa menjadi benteng pertahanan bangsa kita," ungkap Erick.

Dalam menjalankan konsolidasi ini, Erick memaparkan beberapa hal yang harus dilakukan. Pertama, RS BUMN harus memiliki nilai ekonomi dan sosial bagi seluruh maayarakat Indonesia. Satu hal yang ditekankan adalah bagaimana RS bisa mengurangi impor dan memaksimalkan bahan atau alat di dalam negeri. Dengan begitu, tidak hanya RS yang terus berkembang, melainkan ekonomi kerakyatan juga turut menggeliat.

Kedua, Erick ingin pengelolaan RS BUMN ini lebih fokus dalam bidang kesehatan. Tak seperti pengelola sebelumnya yang masing-masing BUMN sebenarnya memiliki bisnis utama di luar kesehatan. Ketiga, RS BUMN dituntut untuk terus memaksimalkan teknologi baik dalam pengelolaannya hingga ke pelayannya. Dengan ini, diharapkan ke depannya akan lebih efektif dan transparan.

Keempat, hal yang tidak kalah penting adalah mengenai inovasi. RS BUMN, dengan berbagai ahli yang dimiliki, diharapkan bisa menciptakan temuan-temuan baru di bidang kesehatan. "Contohnya, stem cell tulang dan stem cell kecantikan yang sudah dilaporkan dalam Ratas dengan Presiden, kami coba laksanakan karena ini adalah inovasi anak bangsa," ucap Erick.

Terakhir, Erick meminta seluruh management bekerja dengan akhlak dan terus profesional. Tidak hanya dokter-dokter senior yang sering menangani langsung pasien, melainkan Menteri BUMN ingin para dokter muda diberi kesempatan dan ruang lebih banyak untuk berkembang. "Jika sistem yang mudah ini jalan, maka rumah sakit BUMN ini bisa lebih baik daripada rumah sakit milik swasta," kata Erick.

Erick menyampaikan potensi kekuatan sinergi RS BUMN mempunyai nilai lebih dalam banyak hal, terutama dalam segi supply chain dan penguatan pasar. Tak hanya itu lewat transfer teknologi kedokteran, manajemen rumah sakit, dan sumber daya manusia antarsesama anggotanya, IHC berupaya untuk menjadi semakin terdepan dalam menghadirkan pelayanan yang optimal.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement