REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Demam berdarah dengue (DBD) menjadi penyakit yang diwaspadai saat musim hujan. Kasusnya kerap meningkat seiring meningkatnya curah hujan di suatu wilayah.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Purwakarta mencatat peningkatan kasus DBD sejak masuk musim hujan. Bahkan selama musim hujan, enam orang meninggal akibat gigitan nyamuk aedes aegypti tersebut. “Ada 6 orang yang meninggal karena DBD semuanya di Kecamatan Darangdan untuk periode Desember (2019) sampai Januari (2020),” kata Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Purwakarta Muh Zubaedi, Selasa (11/2).
Baedi mengatakan perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti memang harus diwaspadai saat musim hujan. Genangan air yang tidak terbuang dapat menjadi sarang nyamuk. Ia menuturkan pihaknya sudah bersiaga menangani penderita DBD yang datang ke puskesmas. Namun pasien yang tidak tertolong biasanya dipengaruhi berbagai faktor yang bisa menjadi penyebab. Seperti telatnya penanganan hingga daya tahan tubuh yang terus menurun.
“Kalau penanganan di puskesmas cepat karena begitu ada kasus yang memerlukan penanganan khusus langsung dirujuk ke RS,” ujarnya.
Ia menambahkan untuk bulan Januari tercatat ada 70 pasien DBD di Purwakarta. Pada Februari ini jumlahnya berangsura-angsur menurun. Bahkan dibandingkan tahun lalu dengan periode bulan yang sama, kasus DBD cenderung menurun pada tahun ini. “Lebih banyak tahun lalu, berkurang sekitar 30 persen,” ucapnya.
Menurutnya berkurangnya kasus DBD dikarenakan kesadaran masyarakat yang semakin meningkat untuk meningkatkan pola hidup bersih dan mencegah perkembangbiakan nyamuk. Selain itu, faktor curah hujan juga memengaruhi di mana tahun lalu disebutnya lebih tinggi dibandingkan saat ini.