Kamis 13 Feb 2020 14:13 WIB

Gunung Merapi Erupsi, Belum Ada Pengalihan Penerbangan

Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub masih terus memantau dampak erupsi Gunung Merapi.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pemantaun Gunung Merapi. Petugas Balai Peyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) memantau fluktuasi Gunung Merapi pascaerupsi di Yogyakarta, Kamis (13/2).
Foto: Wihdan Hidayat/ Republika
Pemantaun Gunung Merapi. Petugas Balai Peyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) memantau fluktuasi Gunung Merapi pascaerupsi di Yogyakarta, Kamis (13/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Novie Riyanto mengatakan belum ada pengalihan penerbangan terkait erupsi Gunung Merapi, Kamis (13/2) pagi. Pihaknya masih terus melakukan pemantauan.

 

“Untuk gunung merapi kami monitor ketat. Kami minta kumpulkan data dari BMKG dan volcanic ash advisory di Darwin sehinga kita tahu rute (penerbangan) terdampak nggak,” kata Novie, Kamis (13/2).

Novie menuturkan menegaskan operasional penerbangan sejauh ini masih normal. Belum dilaporkan adanya keterlambatan.

Sebelumnya, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi menyatakan gunung yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut erupsi. Kejadian erupsi tersebut memiliki ketinggian kolom dua ribu meter dari puncak.

Melalui akun Twitter Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) yang dipantau di Yogyakarta menyebutkan awan panas letusan Gunung Merapi yang terekam di seismogram pada pukul 05:16 WIB. Erupsi tersebut memiliki durasi 150 detik dengan amplitudo 75 mm.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement