REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah memeriksa kondisi tanah di lokasi longsor di Kampung Hegarmanah RT 02 RW 04, Desa Sukatani, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat. Diketahui, lokasi longsor memiliki topografi yang curam diatas 20 derajat dan batuan yang ada mudah dimasuki air.
Penyelidik Bumi PVMBG, Anjar Heriwaseso mengatakan di area lokasi longsor banyak lahan persawahan. Selain itu, muncul genangan air pada lokasi bekas longsor pertama dan yang kedua beberapa hari kemarin. Kondisi tersebut menurutnya menunjukan tanah jenuh terhadap air.
"Faktor penyebabnya longsor karena batuan sendiri poros atau mudah masuk air, kemudian ditambah kelerengan yang curam dan dipicu banyaknya kondisi air daerah situ, tanah jadi jenuh dan membuat beban tanah meningkat menyebabkan longsor," ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (14/2).
Berdasarkan hasil pengamatan, pihaknya merekomendasikan agar genangan air yang berada di area longsor untuk dikeringkan. Kemudian, saluran yang tersumbat dibuka kembali agar aliran air menjadi lancar.
"Harus dilakukan pemantauan terus agar jangan sampai ada retakan," katanya. Menurutnya, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Jasa Marga untuk segera mengeringkan genangan air tersebut.
"Warga gak usah panik, kalau muka air tanah turun," katanya. Anjar menambahkan, berdasarkan informasi dari Jasa Marga mereka akan membuat bronjong untuk menahan lereng tebing dan membuat dinding penahan longsor menggunakan beton.
"Kami akan sampaikan hasil laporan ke Bupati, BPBD dan ditembuskan ke BNPB, kemarin sudah survei permukaan sama foto udara," katanya.
Humas PT Jasa Marga, Nandang Elan mengatakan lokasi longsor berada di tol Cipularang, KM 118+600 B dengan jarak antara 5 hingga 7 meter dari bahu jalan pada 11 Februari pukul 21.00 Wib. Menurutnya, kedalaman longsor mencapai 15 meter dan lebar 30 meter.