REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Forum Akreditasi Halal Internasional (IHAF) menyoroti pentingnya mengembangkan standar halal tingkat ISO dalam rangka memanfaatkan ekonomi Islam. Menurut Global Islamic Economy Report 2019 / 2020, pengembangan standar halal tersebut diproyeksikan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi mencapai 11,7 triliun Dirham atau sekitar 3,2 triliun dollar AS pada 2024.
Sekretaris jenderal IHAF, Dr Rehab Al Ameri, mencatat pentingnya memfasilitasi pengembangan standar halal tingkat ISO. Hal itu disampaikannya dalam pidatonya di Platform Industri Halal Global ke-5, dilansir di laman Trade Arabia, Senin (17/2).
Menurutnya, kehalalan sebuah produk menjadi populer di kalangan bisnis dan perusahaan. Sebab, hal itu bertujuan untuk memenuhi tuntutan sebanyak 1,2 miliar konsumen Muslim di seluruh dunia.
Platform Industri Halal Global ke-5 itu diadakan di bawah perlindungan Meneteri Ekonomi Uni Emirat Arab (UAE, Sultan bin Saeed Al Mansouri, dan ketua Otoritas Emirates untuk Standardisasi dan Metrologi (ESMA). Acara itu juga dibuka oleh direktur jenderal EMSA, Abdulla Al Maeeni.
"Hari ini, kami bangga melihat bahwa standar Halal sedang diikuti oleh negara-negara untuk menembus ke berbagai pasar baru serta memenuhi peningkatan populasi Muslim dan semakin banyak konsumen non-Muslim yang lebih suka mengkonsumsi produk halal,” kata Abdulla Al Maeeni.
Dia melanjutkan, berbagai pemerintah di seluruh dunia telah mengambil inisiatif untuk mendukung pengembangan industri halal. Menurutnya, hal ini menyebabkan industri harus memasuki pasar baru dan meningkatkan fasilitas yang ada, serta mengadakan penelitian dan pengembangan, akuisisi teknologi, pemasaran dan promosi.
Dia juga mengatakan, mengembangkan standar halal tingkat ISO dan menyelaraskan standar-standar ini di seluruh dunia sangat penting. Terutama dalam melindungi semakin banyak konsumen halal dan untuk memfasilitasi perdagangan halal internasional.
"Harmonisasi standar halal tidak hanya akan menghilangkan hambatan perdagangan. Akan tetapi juga memfasilitasi hubungan perdagangan internasional yang lebih mudah dan lancar.
Sehingga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi negara-negara serta peluang yang lebih luas untuk barang halal untuk mengakses pasar halal baru secara global," tambahnya.
IHAF sendiri memiliki 37 badan anggota dan 34 negara anggota. Menurutnya, jumlah anggota itu merupakan peningkatan luar biasa sejak Forum didirikan hampir empat tahun lalu.