Selasa 18 Feb 2020 18:58 WIB

In Picture: Ini Data Bocor Ungkap China Tahan Uighur dengan Alasan Agama

.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Yogi Ardhi

Data berisi informasi personal warga muslim China yang di peroleh Associated Press di Beijing. Data ini berisi informasi personal bagaiman pihak berwenang China mengambil keputusans seseorang bisa masuk atau tidaknya ke kamp konsentrasi. Tindakan represif ini meyasar jutaan etnis minoritas yang kebanyakan merupakan muslim. (FOTO : AP Photo)

Data berisi informasi personal warga China yang di peroleh Associated Press di Beijing. Teks ini bertuliskan (FOTO : AP Photo)

FILE - Foto tertanggal 3 Desember 2018, menunjukkan menara penjaga dan pagar tinggi berkawat duri di sekeliling kamp konsentrasi di Kunshan Industrial Park. Berdasarkan data yang bocor menyebutkan tempat ini menjadi tempat indoktrinasi di Artux di Xinjiang. (FOTO : AP Photo)

FILE - In this Nov. 4, 2017, file photo, Uighur security personnel patrol near the Id Kah Mosque in Kashgar in western China (FOTO : AP Photo)

In this Dec. 3, 2018, file photo, residents line up inside the Artux City Vocational Skills Education Training Service Center which has previously been revealed by leaked documents to be a forced indoctrination camp at the Kunshan Industrial Park in Artux in western China (FOTO : AP Photo)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Sebuah database milik China yang bocor mengungkapkan pengiriman orang-orang Uighur ke kamp-kamp penahanan China dilakukan berdasarkan penilaian pada orang yang menumbuhkan jenggot, mengenakan jilbab, atau secara tidak sengaja mengunjungi situs web asing. Penilaian itu membuat seseorang dapat ditahan bahkan ketika tidak melakukan kejahatan.

Basis data yang disebut "daftar Karakax" itu terdiri atas 137 halaman dan menguraikan secara rinci alasan utama penahanan lebih dari 300 orang di tepi gurun Taklamakan di Xinjiang. Dalam uraiannya, terdapat kategori yang menentukan seberapa mencurigakan keluarga bagi pemerintah China.

Dikutip dari The Guardian, kategori dalam menilai keluarga ditetapkan sebagai "dapat dipercaya" atau "tidak dapat dipercaya," dan sikap mereka dinilai "biasa" atau "baik". Keluarga memiliki "atmosfer" agama "ringan" atau "berat". Dokumen itu pun menghitung berapa banyak kerabat dari masing-masing tahanan di penjara atau yang China menyebutnya pusat pelatihan.

Alasan lain yang tercantum untuk mengirim seseorang ke penahanan termasuk "infeksi agama kecil", "mengganggu orang lain dengan mengunjungi mereka tanpa alasan", "kerabat di luar negeri", "berpikir sulit untuk dipahami", dan "orang tidak dapat dipercaya yang lahir dalam dekade tertentu". Analisis data Adrian Zenz, menyatakan, alasan terakhir merujuk pada orang-orang yang lebih muda.

 

sumber : Republika, AP Photo
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement