REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Direktur PPPA Daarul Qur'an Abdul Ghofur menanggapi banyaknya fenomena perundungan yang terjadi di sekolah. Menurut dia, sejak dini anak harus dilatih memiliki tanggung jawab atas dirinya sendiri.
Santri juga diajarkan agar bertanggung jawab untuk cita-cita yang sudah dicanangkannya. "Karena setiap santri yang baik pasti akan mudah bertanggung jawab terhadap cita-citanya. Sebaliknya, bagi santri yang tidak baik maka sebaliknya," kata Abdul Rabu (19/2).
Selain itu, santri juga diajarkan untuk mengembangkan diri dengan berbagai kegiatan. Semuanya bertujuan untuk membiasakan diri agar bertanggung jawab atas seluruh hal yang akan dihadapi dalam kegiatan tersebut, baik suka maupun duka.
Tidak kalah penting penguatan kepada orang tua melalui kegiatan pengajian bulanan. "Bahwa Nabi Ibrahim dan Siti Hajar adalah cerminan orang tua yang paham untuk menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan bagi Ismail," kata dia lagi.
Setiap Jumat, para santri juga diberikan kajian. Kajian tersebut berisi tentang etika seorang santri dengan gurunya, santri dengan santri lainnya, serta dengan semua orang. "Tentang akhlak berbuat, berbicara, serta etika yang berkaitan dengan keseharian dalam kegiatan pembelajaran," kata Abdul.
Pondok pesantren juga memiliki bimbingan dan konseling setiap pekan. Para santri akan diberikan konseling setiap pekan sekali bersama dengan wali kelas selama satu jam pelajaran.
Maraknya kasus perundungan, menjadi fokus Pondok Pesantren Daarul Qur'an untuk menghilangkan dan mengantisipasi agar tidak terjadi hal serupa di dalam lembaga. Oleh sebab itu, Abdul mengatakan pihaknya sangat memikirkan terkait dengan pengawasan para santri.