REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Petugas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Juanda di Sidoarjo Jawa Timur mengatakan, saat ini Jawa Timur telah masuki kunci musim hujan menyusul tingginya curah hujan di beberapa wilayah. BMKG mengimbau kepada masyarakat untuk tetap mewaspadi potensi bencana alam.
Kasi Data dan Informasi BMKG Juanda Teguh Tri Susanto mengatakan, dominasi hujan di Jawa terjadi sejak Januari sampai dengan awal Maret. "Puncak musim hujan adalah bulan dimana jumlah curah hujan selama satu bulan lebih tinggi dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya," katanya di Sidoarjo, Sabtu (22/2).
Tri mengemukakan, setiap daerah mempunyai jumlah curah hujan yang berbeda beda saat puncak musim hujan. "Secara umum curah hujan berjumlah lebih tinggi 300 mm. Ada yang lebih dari 400 mm bahkan lebih dari 500 mm," ujarnya.
Ia mengatakan, secara umum kondisi cuaca di seluruh wilayah perairan Jawa Timur berpotensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. "Arah angin didominasi dari barat - barat laut dengan kecepatan angin maksimum di Laut Jawa bagian timur 19 knots (35 km/jam) dan Samudera Hindia selatan Jatim 10 knots (19 km/jam)," katanya.
Pihaknya juga mengeluarkan peringatan dini terkait dengan potensi hujan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang sesaat pada beberapa kabupaten kota di Jawa Timur.
"Seperti pada sore dan malam hari di wilayah Surabaya, Sidoarjo, Kota Mojokerto, Gresik, Lamongan, Tuban, Bojonegoro, Jombang, Nganjuk, Kabupaten Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan, Trenggalek, Tulungagung," ujarnya.
Ia juga menghimbau kepada masyarakat untuk senantiasa berhati-hati terkait dengan potensi bencana alam seperti banjir dan juga tanah longsor. "Kami tetap menginformasikan kepada masyarakat termasuk juga kepada dunia penerbangan supaya mereka bisa lebih waspada saat musim hujan," katanya.