REPUBLIKA.CO.ID, ADDIS ABABA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, pihaknya akan memberi dukungan kepada negara-negara Afrika dalam menghadapi serta menangani wabah virus corona tipe baru, Covid-19. WHO menilai, masih ada kesenjangan kritis dalam hal penanganan pencegahan penyebaran Covid-19 di sana.
WHO telah melakukan survei terhadap negara-negara di benua tersebut untuk menilai kesiapan mereka menghadapi wabah Covid-19. Hasilnya menemukan bahwa tingkat kesiapan regional diperkirakan 66 persen.
"Kita perlu segera memprioritaskan penguatan kapasitas bagi negara untuk menyelidiki peringatan, merawat pasien di fasilitas isolasi, meningkatkan infeksi, pencegahan, dan pengendalian di fasilitas kesehatan serta di masyarakat," kata Direktur Regional WHO untuk Afrika Dr Matshidiso Moeto saat menghadiri pertemuan darurat dengan para menteri kesehatan Afrika di Komisi Uni Afrika di Addis Ababa, Ethiopia, Sabtu (22/2). seperti dikutip laman Anadolu Agency.
Moeto mengungkapkan, ancaman yang ditimbulkan virus telah menyoroti kekurangan dalam sistem kesehatan di wilayah Afrika. Ia menyerukan adanya investasi dalam kesiapsiagaan darurat.
"Investasi ini bermanfaat ketika Anda mempertimbangkan biaya menanggapi wabah, yang saat wabah Ebola 2014 diperkirakan mendekati tiga miliar dolar AS," ujarnya.
WHO telah membantu negara-negara Afrika dalam membangun kapasitas diagnostik untuk Covid-19. Saat ini, 26 laboratorium mempu menguji patogen baru. Sebelumnya, Afrika hanya memiliki dua laboratorium.
Pada 20 Februari lalu, negara-negara Afrika melaporkan bahwa sejak 22 Januari terdapat 210 orang yang telah diawasi dan diselidiki kemungkinannya terinfeksi Covid-19. Sebanyak 204 kasus dikesampingkan dan enam lainnya masih tertunda.
Hingga berita ini ditulis, jumlah korban meninggal akibat Covid-19 telah mencapai lebih dari 2.400 jiwa. China masih menangani lebih dari 76 ribu pasien yang mengidap virus tersebut.