REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Laju abrasi kawasan pantai di sekitar PLTU Cilacap, tergolong tinggi. Jaringan Pemeduli Lingkungan (JPL) Cilacap dalam keterangan persnya menyebutkan, dalam satu tahun laju abrasi di sekitar muara Sungai Serayu yang dekat dengan lokasi PLTU II Adipala, mencapai 10 meter per tahun.
''Hal ini sangat mengkhawatirkan, karena semakin lama jarak antara lokasi pemukiman dengan bibir pantai semakin dekat,'' kata Koordinator JPL Cilacap, Bagus Ginanjar, Rabu (26/2).
Dia menyebutkan, pemukiman terdekat dengan bibir pantai di sekitar muara, masuk wilayah Dusun Winong Desa Slarang Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap. Saat ini, jarak rumah warga dengan bibir pantau hanya tinggal 20-25 meter.
''Dua tahun lalu, jarak rumah terdekat dengan bibir pantai masih lebih dari 50 meter. Namun saat ini, hanya tinggal 0 meter. Bahkan satu rumah warga sudah mengalami kerusakan karena bagian pondasinya terkikis,'' ujarnya.
Ganjar mengaku, pihaknya masih belum bisa memastikan penyebab tingginya laju abrasi selama beberapa tahun terakhir. Dia mengakui, di sekitar muara Sungai Serayu memang cukup banyak warga yang bekerja menjadi penambang pasir.
Namun, dia menyebutkan, aktivitas pertambangan pasir yang dilakukan warga, merupakan penambangan tradisional yang menggali pasir dari dasar sungai secara manual. ''Aktivitas ini, mungkin ikut berpengaruh terhadap abrasi. Namun tingginya laju abrasi yang terjadi beberapa tahun ini, kami mengira ada faktor lain yang mempengaruhi,'' katanya.
Bagus menduga, tingginya laju abrasi disebabkan oleh pembangunan breakwater (pemecah ombak) dan aktivitas pengerukan atau dredging dalam proses pembangunan PLTU Cilacap. Terlebih, lokasi muara saat ini dikeliligi beberapa PLTU, baik PLTU I dan PLTU Ekspansi yang berada di Desa Karangkandri, serta PLTU II yang berada di wilayah Kecamatan Adipala.
Berdasarkan pemetaan yang dilakukan pihaknya, dia menyebutkan, saat ini ada lekukan arus air dari Sungai Serayu saat mencapai muara. Hal ini juga menyebabkan sedimentasi di jalur keluar Serayu, berbelok arah.
Terkait hal ini, dia meminta Pemkab Cilacap, TNI (sebagai pemilik kawasan pantai) dan pihak terkait lainnya, melakukan penelitian mengenai penyebab tingginya laju abrasi. ''Dengan demikian, bisa dilakukan upaya untuk mencegah agar abrasi tidak melaju makin cepat,'' katanya.