REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Empat makam di Kampung Nangerang, RT/RW 03/06, Kelurahan Rangga Mekar, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor diterpa longsor dan hanyut terbawa aliran Sungai Cipinang Gading, DAS Cisadane, Kamis (27/2). Kejadian tersebut, bukan kali pertama. Pasalnya, beberapa tahun belakangan aliran sungai tersebut terus menggerus tempat pemakaman umum (TPU) tersebut. Setahun belakangan, setidaknya terdapat 10 makam yang telah hanyut.
"10 itu total, bukan hari ini atau kemarin tapi setahun belakangan. Hari ini sekitar empat (makam), tulang belulangnya ditemukan di oleh warga di aliran sungai," kata Ketua RT 03, Kelurahan Rangga Mekar, Dede Karmaji (52 tahun), di lokasi kejadian, Kamis (27/2).
TPU memang berada di samping tepat aliran sungai Sungai Cipinang Gading dengan ketinggian sekitar 200 meter. Namun, akibat longsor, makam beserta jasad yang telah terkubur pun terbawa arus sungai. "Tulang belulangnya hanyut sekitar lima kilometer," kata dia.
Karmaji menuturkan, mulanya luas TPU itu sekitar 4.000 meter persegi yang telah memakamkan sekitar 200 jasad. Namun, akibat diterpa longsor dan derasnya aliran sungai, luas lahan TPU ikut tergerus begitu pun dengan jumlah jasad yang di kubur.
Dia mengatakan, beberapa keluarga pun telah memindahkan jasad dari makam tersebut. "Kemarin ada yang dipindahkan. Ada empat yang sudah dipindahkan karena takutnya lama-lama hanyut," ucapnya.
Sejauh ini, Karmaji mengatakan belum menerima laporan dari keluarga yang kehilangan makam. Karena itu, dia menyebut belum dapat memastikan akan mencari jasad yang telah hanyut. "Karena dulu sebelum dimekarkan, ada RW 12 yang dimakamkan di sini juga," kata dia.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor Priyatna Syamsyah menuturkan akan berkoordinasi dengan pihak kelurahan untuk mencari jasad yang hanyut. Priyatna menyatakan tak memiliki wewenang untuk memutuskan proses pencarian. "BPBD pada dasarnya menunggu apa yang menjadi keputusan musyawarah warga dan RT," kata Priyatna.