Jumat 28 Feb 2020 15:40 WIB

Lion Air Siapkan Penjemputan Jamaah Umroh

Untuk penjemputan jamaah umroh Lion Air menyiapkan armada berbadan lebar.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Lion Air
Lion Air

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mulai hari ini, Jumat (28/2), Lion Air menunda sementara penerbangan internasional menuju Arab Saudi. Corporate Communications Strategic of Lion Air Danang Mandala Prihantoro mengatakan saat ini tengah menyiapkan penjemputan jamaah yang sudah berada di Jeddah dan Madinah.

"Lion Air mempersiapkan penerbangan dari Indonesia yang membawa awak pesawat dan tanpa penumpang atau ferry flight guna penjemputan sesuai jadwal," kata Danang, Jumat (29/2).

Baca Juga

Danang mengatakan Lion Air sudah meminta kepada seluruh mitra dan agen penyelenggara umrah yang bekerja sama dengan Lion Air. Hal tersebut dilakukan untuk memberikan informasi penundaan penerbangan umroh kepada seluruh calon jamaah dari Indonesia sesuai dengan perkembangan terkini.

Danang memastikan Lion Air sudah berkomunikasi dengan para tamu jamaah yang sudah berada di Jeddah dan Madinah mengenai proses kepulangan tersebut. Dia menuturkan  penerbangan penjemputan Lion Air fase kepulangan akan melayani kurang lebih 13 ribu tamu jamaah dari Madinah yakni Bandar Udara Internasional Pangeran Mohammad bin Abdulaziz dan Jeddah yakni Bandar Udara Internasional King Abdulaziz.

Dia menambahkan dalam mengakomodir penerbangan penjemputan, Lion Air mengoperasikan armada berbadan lebar. Danang menuturkan pesawat tersebut antara lain  Airbus 330-300 CEO berkapasitas 440 kursi dan Airbus 330-900 NEO yang memiliki 436 kapasitas kursi.

"Semua armada telah dipersiapkan sesuai standar operasional prosedur, sudah menjalani pemeriksaan dan dinyatakan laik terbang," tutur Danang.

Danang menambahkan Lion Air akan terus memantau dan berkoordinasi dengan otoritas penerbangan setempat di Arab Saudi. Selain itu juga akan menyampaikan pemberitahuan berdasarkan perkembangan terbaru.

Untuk layanan umroh dari Indonesia, Lion Air mengoperasikan rata-rata empat sampai lima kali penerbangan. Penerbangan tersebut yaitu Banda Aceh-Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda, Aceh (BTJ),  Medan-Bandar Udara Internasional Kualanamu di Deli Serdang, Sumatera Utara (KNO), Pekanbaru-Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II, Riau (PKU), Batam-Bandar Udara Internasional Hang Nadim, Batu Besar, Kepulauan Riau (BTH), Palembang-Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II, Talang Betutu, Sukarami, Sumatera Selatan (PLM), Padang-Bandar Udara Internasional Minangkabau, Padang Pariaman, Sumatera Barat (PDG), dan Jakarta-Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten (CGK).

Begitu juga dengan penerbangan Solo-Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo, Jawa Tengah (SOC), Surabaya-Bandar Udara Internasional Juanda di Sidoarjo, Jawa Timur (SUB), Banjarmasin-Bandar Udara Internasional Syamsuddin Noor di Banjarbaru, Kalimantan Selatan (BDJ), Balikpapan-Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Kalimantan Timur (BPN), Makassar-Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin di Maros, Sulawesi Selatan (UPG), dan Mataram-Bandar Udara Internasional Zainuddin Abdul Majid, Lombok Praya, Nusa Tenggara Barat (LOP).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement