Senin 14 Apr 2025 08:31 WIB

Tim Perdagangan Trump Kejar 90 Kesepakatan Dalam 90 Hari

Uni Eripa akan jadi yang pertama yang lakukan negosiasi dengan AS.

Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (10/4/2025). Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pengiriman produk Indonesia ke luar negeri tidak terlalu bergantung pada pasar Amerika Serikat (AS). Nilai ekspor Indonesia ke AS menyumbang 2,2 persen dari produk domestik bruto (PDB). Dalam segi skala, pasar AS hanya berkontribusi 17 persen dari total nilai perdagangan Indonesia. Presiden Amerika Serikat Donald Trump, menangguhkan kenaikan tarif resiprokal selama 90 hari untuk puluhan negara, termasuk Indonesia yang sebelumnya terkena sebesar 32 persen.
Foto: Republika/Prayogi
Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (10/4/2025). Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pengiriman produk Indonesia ke luar negeri tidak terlalu bergantung pada pasar Amerika Serikat (AS). Nilai ekspor Indonesia ke AS menyumbang 2,2 persen dari produk domestik bruto (PDB). Dalam segi skala, pasar AS hanya berkontribusi 17 persen dari total nilai perdagangan Indonesia. Presiden Amerika Serikat Donald Trump, menangguhkan kenaikan tarif resiprokal selama 90 hari untuk puluhan negara, termasuk Indonesia yang sebelumnya terkena sebesar 32 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintahan Presiden Donald Trump ingin mencapai 90 kesepakatan dagang dalam 90 hari. Akan tetapi tantangan untuk segera menyelesaikan perang dagang presiden sudah terlihat jelas.

Kepala perdagangan Uni Eropa Maros Sefcovic pada hari Senin (14/4/202 akan menjadi salah satu pejabat perdagangan luar negeri pertama yang datang ke Washington untuk negosiasi mendesak tentang tarif tinggi yang diumumkan Trump pada tanggal 2 April. Blok tersebut merupakan salah satu mitra dagang AS terbesar dengan perdagangan dua arah hampir 1 triliun dolar AS pada tahun lalu.

Baca Juga

Namun, saat Sefcovic tiba, negosiator tarif utama Trump, Menteri Keuangan Scott Bessent, akan berada di Buenos Aires untuk menunjukkan dukungannya terhadap reformasi ekonomi Argentina, bukan di Washington. Padahal, Argentina hanya menyumbang 16,3 miliar dolar AS dalam total perdagangan tahunan dengan AS.

Ketidakhadiran Bessent pada hari Senin menyoroti keraguan di antara para pakar perdagangan tentang seberapa efektif pemerintah dapat mengelola begitu banyak negosiasi simultan dan prospek keseluruhan untuk mencapai 90 kesepakatan dalam 90 hari.

"Menyiapkan keputusan ini akan membutuhkan beberapa negosiasi serius," kata Wendy Cutler, mantan kepala negosiator Perwakilan Dagang AS yang mengepalai Institut Kebijakan Masyarakat Asia. 

"Tidak mungkin selama jangka waktu ini kami akan melakukan perjanjian komprehensif dengan salah satu negara ini," katanya.

Penasihat perdagangan Gedung Putih Peter Navarro membalas di Fox Business Network pada hari Jumat bahwa Bessent, Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer, dan Menteri Perdagangan Howard Lutnick dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut.

"Jadi, kami akan menjalankan 90 transaksi dalam 90 hari. Itu mungkin," katanya.

Pada akhirnya, Trump, "sang bos, akan menjadi kepala negosiator. Tidak ada yang dilakukan tanpa dia memeriksanya dengan sangat cermat," kata Navarro.

Trump memulai hitungan mundur 90 hari minggu ini ketika dia menghentikan penerapan tarif yang lebih tinggi untuk banyak negara setelah pasar keuangan mengalami kemerosotan karena kekhawatiran akan resesi dan inflasi, di antara faktor-faktor lainnya. Dia mengatakan jeda 90 hari akan memungkinkan negara-negara untuk mencapai kesepakatan bilateral dengan AS.

Memperoleh kembali kepercayaan pasar keuangan adalah tujuan penting lainnya selama 90 hari. Investor menjual obligasi Treasury AS minggu ini, menaikkan suku bunga dan membuat dolar melemah di tengah kekhawatiran akan resesi AS dan inflasi yang meningkat. Emas, yang menjadi tempat berlindung bagi investor di masa krisis, mencapai rekor tertinggi.

 

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

The Best Mobile Banking

1 of 2
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement