Senin 02 Mar 2020 03:17 WIB

Bayern Muenchen Vs Hoffenheim, Laga Aneh Bundesliga

Kedua tim hanya mengoper-oper bola selama 13 menit sebelum peluit panjang berbunyi.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Andri Saubani
Suporter menggelar spanduk protes pada laga Bayern Muenchen vs Hoffenheim, Sabtu (29/2). (ilustrasi)
Foto: EPA/Armando Babani
Suporter menggelar spanduk protes pada laga Bayern Muenchen vs Hoffenheim, Sabtu (29/2). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SINSHEIM -- Laga antara Bayern Muenchen melawan Hoffenheim di Rhein-Neckar Arena, Ahad (1/3), boleh jadi merupakan salah satu pertandingan yang paling aneh di Bundesliga. Pasalnya, meski Bayern menang 6-0, seluruh pemain dari kedua kubu tidak saling menyerang dan hanya mengoper-oper bola selama 13 menit sebelum peluit panjang berbunyi.

Hal itu disebabkan pendukung Bayern Muenchen yang membentangkan spanduk di tribun suporter tandang pada menit ke-79. Spanduk itu dianggap bernuansa ofensif menyerang pribadi Presiden Klub Hoffenheim, Dietmar Hopp, yang disebut "anak pelacur".

Baca Juga

Sontak, para pemain dan pelatih Bayern Muenchen menghampiri suporter di tribun dan meminta spanduk itu diturunkan. Legenda klub, Oliver Kahn, pun turut mengimbau hal sama. Spanduk itu pun akhirnya diturunkan meski harus menunggu beberapa saat.

Alhasil, wasit pertandingan, Christian Dingert, menghentikan pertandingan selama 20 menit dan seluruh pemain dari kedua tim masuk ke ruang ganti untuk berdiskusi sekaligus menurunkan tensi suporter di tribun.

Tiba-tiba, pemain dari kedua kubu kembali ke atas lapangan bersama wasit. Singkatnya, laga kembali dilanjutkan karena waktu pertandingan yang menyisakan tak sampai 15 menit.

Namun, alih-alih kembali saling serang dan merepotkan lawan, para pemain justru hanya mengoper bola ke rekan setim dan ke lawan, berputar-putar menggiringnya sedikit sambil saling berbincang seperti sedang latihan.

Hal itu terus dilakukan hingga menit ke-90 dan wasit meniup peluit panjang pertandingan. Pendukung Hoffenheim kompak memberikan tepuk tangan kepada Bayern Muenchen yang berani menentang suporternya sendiri karena aksi yang tak pantas. 

Bayern Muenchen keluar sebagai pemenang dengan skor meyakinkan. Tidak ada wajah senang dari para pemain, pelatih, dan petinggi FC Hollywood meski mereka kukuh di puncak klasemen Bundesliga.

Pelatih Bayern Muenchen, Hansi Flick, mengaku kecewa terhadap sikap suporter dengan spanduk yang dibentangkan. Sempat melatih Hoffenheim pada tahun 2000 sampai 2005, ia menyatakan dukungan terhadap mantan klubnya itu.

"Hal ini tidak perlu terjadi di sepak bola. Ini tidak boleh berlanjut. Saatnya bertindak. Kita harus bersama-sama menolak hal ini," katanya seperti dilansir dari BBC Sports.

Ia memilih berada di pihak Dietmar Hopp yang sudah membangun Hoffenheim sejak 20 tahun silam. Mewakili klub, Flick meminta maaf atas sikap penonton yang dinilai mencederai sportivitas olahraga.

"Saya tumbuh di sini dan mengenal Dietmar Hopp lebih dari 20 tahun. Saya meminta maaf. Mereka yang melakukan hal itu tidak melihat apa yang dilakukan Dietmar Hopp. Ini adalah hari yang gelap bagi Bayern Muenchen," kata dia melanjutkan.

Siapakah Dietmar Hopp?

Hopp adalah pengusaha perangkat lunak komputer asal Jerman yang memiliki saham 96 persen Hoffenheim. Ia mulai berkarier di klub itu pada 2000 sebagai pegawai finansial klub ketika Hoffenheim berada di kasta kelima Liga Jerman, sambil membangun perusahaan komputernya.

Kemudian, Hoffenheim berhasil naik ke kasta tertinggi sepak bola mulai musim 2008/09. Hingga pada 2015, Hopp diizinkan memiliki saham mayoritas Hoffenheim di tengah regulasi sepak bola Jerman yang melarang kepemilikan tunggal sebuah klub.

Federasi Sepak Bola Jerman (DFB) membatasi kepemilikan saham mayoritas sebesar 50+1, sedangkan Hopp memegang 96 persen. Namun, pengecualian diberikan DFB kepada Hopp yang sudah berada di Hoffenheim selama dua dekade.

Hopp dianggap berjasa kepada klub karena ikut membangun tim dari kasta terbawah hingga membawanya ke tingkat tertinggi. Hopp menyediakan stadion pribadinya, Dietmar Hopp Stadion, dengan kapasitas 5.000 kursi pada 1999 sebagai kandang tim. Hingga pada 2006, Hopp membangun Rhin-Necker Arena dengan kapasitas mencapai 30 ribu tempat duduk.

Protes suporter kepada Hopp bukanlah yang pertama kali. Sepekan lalu, pendukung Borussia Dortmund dinyatakan bersalah karena membentangkan spanduk dengan nada serupa ketika timnya menghadapi Hoffenheim. Menyikapi hal itu, pendukung Dortmund dilarang menghadiri laga tandang kontra Hoffenheim selama dua musim.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement