Kamis 05 Mar 2020 07:37 WIB

Polisi Cek Ketersediaan Masker

Distributor masker masih mematok harga tinggi ke toko-toko.

Rep: Flori Sidebang/Antara/ Red: Bilal Ramadhan
Karyawan apotek memajang tulisan pemberitahuan kehabisan stok masker dan produk cairan antiseptik di Denpasar, Bali, Selasa (3/3)
Foto: Nyoman Hendra Wibowo/Antara
Karyawan apotek memajang tulisan pemberitahuan kehabisan stok masker dan produk cairan antiseptik di Denpasar, Bali, Selasa (3/3)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polres Metro Jakarta Selatan mengerahkan seluruh jajarannya untuk mengecek ketersediaan masker di pasaran. Hal itu dilakukan untuk mencegah penimbunan masker yang memanfaatkan kepanikan masyarakat terhadap bahaya virus korona.

"Tetap Kita akan mengecek dengan jajaran, Satreskrim Polres, intel, polsek-polsek, jangan sampai ada penimbunan masker," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Polisi Budi Sartono di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Rabu (4/3).

Budi mengatakan, pengecekan ketersediaan masker tidak hanya dilakukan di wilayah Jakarta Selatan tetapi seluruh DKI Jakarta yang melibatkan Dirreskrimsus dan Dirnarkoba Mabes Polda Metro Jaya. Tidak hanya masker yang menjadi perhatian khusus, tetapi juga ketersediaan bahan makanan.

Untuk jajaran Polres Metro Jakarta Selatan, pengecekan telah dilakukan sejak kemarin dengan mendatangi sejumlah supermarket dan toko penyedia masker. Menurut Budi, hasil pengecekan yang dilakukan jajajarannyadi sejumlah toko masih memiliki stok masker dan bahan pangan, tapi ada juga yang kehabisan stok. "Stoknya ada, memang ada supermarket yang stoknya habis, tapi sembako masih ada," kata Budi.

Budi menambahkan, anggotanya masih melakukan pengecekan di lapangan, mengantisipasi penimbunan dan memastikan pasokan tersedia di masyarakat. "Ya yang pasti ada lah, di beberapa tempat ada. Kan gudangnya enggak cuma di Selatan. Tapi, kita sudah cek, anggota masih di lapangan," kata Budi.

Sementara itu, berdasarkan pantauan pada Rabu, ketersediaan masker dan cairan antiseptik di pusat perbelanjaan, seperti salah satu minimarket dekat Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, sudah habis. Menurut karyawan minimarket tersebut, sudah sejak beberapa hari terakhir masker dan cairan antiseptik kosong dan belum dikirim lagi oleh pemasok. "Masker dan antiseptiknya sudah habis. Kita sudah kekosongan stok sejak kemarin," kata karyawan tersebut.

Sementara itu, Toserba Ramayana cabang Pasar Baru membantah menjual masker. Ini berbeda dengan unggahannya di media sosial, baik Instagram @ramayanadeptstore dan Twitter @ramayanads, yang mengumumkan bahwa pihaknya menjual masker dengan harga Rp 5.000.

"Kalau kita enggak jual masker, Mbak. Ini dari pagi banyak yang tanya, tapi kita enggak jual. Kita Ramayana khusus fesyen," kata Farida, pramuniaga di Ramayana Pasar Baru, Rabu.

Farida mengatakan, masker yang diunggah dan dipromosikan oleh media sosial resmi Ramayana hanya tersedia di Ramayana yang menjual kebutuhan rumah tangga atau Ramayana Supermarket. "Banyak banget yang nanya dari pagi tadi. Kebanyakan orang kantoran sih, bajunya rapi gitu. Kalau mau cari, coba ke Ramayana Jatinegara dan Tanjung Priok saja, Mbak," kata Farida.

Salah satu pengunjung yang ditemui dan mencari masker di Ramayana Pasar Baru, Zahra, mengaku kecewa karena tidak menemukan masker seperti yang diunggah di media sosial. "Saya disuruh bos saya ke sini, katanya ada masker itu, tapi benar kan enggak ada. Ya sedih. Tapi, gimana lagi? Memang langka dan kalau ada pun mahal," kata Zahra.

Seperti yang diketahui, harga masker penutup mulut melonjak sejak merebaknya virus korona secara internasional. Contohnya di Pasar Slipi, satu kotak masker berisi 50 buah yang biasa dipatok seharga Rp 20 ribu-Rp 25 ribu kini mencapai Rp 300 ribu.

Di pasar lainnya, yaitu Pasar Pramuka, masker dipatok dengan harga Rp 350 ribu untuk satu kotaknya. Sedangkan, untuk di Cempaka Putih, Jakarta Pusat, di Apotek Taman Cosmos dan Apotek Panca Prima, masker sudah tidak tersedia karena harganya melonjak terlalu tinggi.

Menanggapi kondisi ini, Toserba Ramayana mengumumkan, tokonya di seluruh Indonesia menjual masker dengan harga normal. "Per customer hanya boleh beli satu pieces yah gaes. Bukan untuk diperjualbelikan atau distok. Mari kita utamakan yang sakit atau membutuhkan. Semangat semua, mari kita lewatkan ini bersama-sama, #SehatHakSegalaBangsa," tulis admin Ramayana di akun Instagram resminya.

Sidak

Polda Metro Jaya melakukan inspeksi mendadak (sidak) penjualan masker ke Pasar Pramuka, Jakarta Timur, Rabu (4/3). Sidak itu dipimpin oleh Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus, Dirkrimsus Polda Metro Jaya Kombes Iwan Kurniawan, dan Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Herry Heryawan.

Yusri mengatakan, pihaknya akan mengawasi penjualan masker di pasaran karena adanya ancaman penyakit virus korona (Covid-19) di Indonesia. Yusri menyebut setiap orang nantinya hanya akan dibolehkan membeli maksimal lima boks masker. Tujuannya untuk mengantisipasi penimbunan masker hingga tidak menyebabkan kelangkaan barang di pasaran. "Ada surat edaran yang dikeluarkan kalau setiap orang yang membeli maksimal hanya boleh lima kotak (masker) saja," kata Yusri.

Dalam sidak tersebut, polisi menemukan fakta bahwa pedagang terpaksa menjual masker dengan harga tinggi karena harga yang dipatok para distributor juga tinggi. Saat mendatangi beberapa toko di pasar itu, satu boks masker dijual sekitar Rp 250 ribu hingga Rp 300 ribu. Sebelum virus korona menyebar, harga satu boks masker hanya sekitar Rp 25 ribu.

"Ada beberapa toko yang kendalanya masih ada distributor-distributor yang menjual ke toko-toko dengan harga tinggi," ujar Yusri.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement