REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertamina Bina Medika Indonesia Healthcare Corporation (Pertamedika IHC) telah memulai inovasi sistem tracking (pelacakan) untuk kasus dugaan COVID-19 atau corona. Ini disampaikan Direktur Utama Dr. dr. Fathema Djan Rachmat.
"Indonesia bersatu lawan virus corona ini maka kita perlu mengembangkan sistem tracking. Kemarin kita sudah mempersiapkan form khusus untuk mengidentifikasi pasien-pasien atau orang dalam pemantauan atau pengawasan. Kita lakukan tracking juga," kata Dirut Fathema di Jakarta pada Jumat (6/3).
Operator semua rumah sakit milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu mengatakan sudah mengarahkan seluruh rumah sakitnya agar jika menemukan potensi kasus harus melakukan wawancara mendalam untuk membantu memutus rantai penyebaran. Dia mengambil contoh bagaimana pemerintah China, yang merupakan pusat penyebaran virus COVID-19, dengan cepat mengatasi permasalahan mengembangkan speed tracking (pelacakan cepat), yaitu cepat mengidentifikasi dan melakukan observasi.
"Sehingga kita bisa belajar dari mereka yang sudah saat ini jumlah pasien barunya menurun dengan sangat signifikan. Jadi kita sudah bisa dibilang sudah siap, dan kita sudah melakukan simulasi tracking, ini harus menjadi bagian dalam proses melakukan pendataan ketika pasien datang," kata dia.
Jadi selain pengisian catatan medis, harus dimulai langkah untuk melakukan tracking. Selain itu, Pertamedika IHC juga tengah menyiapkan sistem digital memanfaatkan kode QR yang bisa diakses lewat ponsel untuk membantu sistem tracking yang lebih baik, meski inovasi itu masih dalam tahap persiapan awal.
Dalam menghadapi virus COVID-19, Pertamedika IHC sebagai bagian dari BUMN juga menyatakan sudah siap untuk membantu mempemerintah untuk membedung virus tersebut. "Kami rumah sakit BUMN di mana terdapat 65 rumah sakit dengan persiapan yang optimal saat ini kami siap melawan virus corona," tegas dia.